Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah menjelaskan alasan perusahaan menggunakan jenis pesawat itu untuk mengantisipasi peningkatan penumpang pada rute penerbangan yang berpotensi gemuk seperti Cengkareng menuju Surabaya, Medan, Manado, Denpasar, dan Yogyakarta.
"Peningkatan total kursi strategi pertama gunakan bigger aircraft pesawat berbadan lebar," kata Pikri di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa, 26 November 2019.
Ia menyebutkan pada periode Natal dan Tahun Baru, Garuda Indonesia akan mengoperasikan 138 pesawat dengan 11 tipe yang berbeda.
Beberapa pesawat yang akan digunakan di antaranya B777-300 3 class, B777-300 2 class, A330-900 (251 seat), A330-300 (287 seat), A330-300 Owned (360Y), A330-200, B737-800 (162 seat), B737-800 (174 seat), CRJ 1000, dan ATR 72-600.
Lebih lanjut, tambah Pikri, penggunaan pesawat-pesawat ini juga dinilai lebih efektif dibandingkan dengan penambahan jumlah penerbangan. Oleh karena itu, pada Natal dan Tahun Baru nanti Garuda Indonesia tidak akan menambah armada dan penerbangan.
"Keuntungan pertama, bandara tidak padat dari segi take off landing," ucap dia.
Pikri menekankan, sesuai dengan perintah Kementerian Perhubungan Garuda Indonesia tidak akan menggunakan pesawat jenis 737-8 MAX. Pesawat jenis itu dipastikan tidak akan mengudara demi keselamatan penumpang.
"Tipe pesawat yang kita operasikan, kecuali 737 8 MAX tidak kita operasikan. Sesuai kebijakan Kemenhub 737 8 MAX di-grounded (dilarang terbang)," tukas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News