Selain Inalum, BUMN Tambang akan diisi oleh PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Timah (Persero) Tbk (TINS), dan PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA).
Dengan terbentuknya BUMN holding tambang, Direktur Utama Aneka Tambang Tedy Badrujaman meyakini, semua perusahaan yang ada di dalamnya mendapatkan keuntungan.
Semua perusahaan akan menjadi lebih leluasa dalam menjalankan bisnisnya. Bukan hanya itu, nantinya akan ada transfer ilmu dan semua bisnis terintegrasi dengan baik.
"Kalau memang satu perusahaan, bisa jadi transfer, memang untuk mudah hilirisasi, ini sangat menguntungkan. Kita yang akan beli freeport dengan skema-skema itu, nanti akan beli lagi oleh induknya (Inalum). Ini sangat bagus banget lah skema yang diinginkan dalam BUMN holding tambang," ucap Tedy kepada Metrotvnews.com, ditemui di kantor pusat Antam, Jakarta, Rabu. (7/9/2016).
Keempat perusahaan yang telah ditunjuk bergabung menjadi BUMN holding tambang, Tedy mengklaim, semua perusahaan tersebut sangat sehat, dan bisa dipastikan sangat sanggup menjadi perusahaan yang besar.
"Ini keempat perusahaan sangat sanggup, nanti Freeport itu akan jadi. Ini cita-cita kan menguasai cadangan yang ada di Indonesia, nah makanya di induk ini akan mendapatkan peluang disitu, induk itu bisa mengarah pengembangan investasi," tegas Tedy.
Tedy mengklaim, pembentukan BUMN holding tambang tidak akan menghabiskan waktu yang lama. Karena pembentukan holding tambang ini sudah terjadi beberapa kali di tahun-tahun sebelumnya, seperti di 2005 dan 2012.
"Ini enam bulan atau satu tahun bisa. Dua tahun maksimal. Karena masing-masing perseroan sudah mau. Jenisnya sama. Cita-cita bu menteri (Rini Soemarno) itu 1 Januari sudah running. Semuanya holding akan berjalan, tapi intinya kami sambut gembira," papar Tedy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News