Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, perlambatan pertumbuhan M2 dipengaruhi komponen M1 dan surat berharga selain saham, yang masing-masing tumbuh 10,9 persen (yoy) dan minus 22,8 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 13,9 persen (yoy) dan 1,1 persen (yoy).
"Perlambatan M1 didorong oleh kembalinya uang kartal ke sistem perbankan usai hari Raya Idul Fitri, sementara penurunan surat berharga selain saham terutama terjadi pada surat berharga yang dipegang oleh sektor korporasi," ujar Tirta, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (1/9/2016).
Di sisi lain, komponen uang kuasi tumbuh 7,4 persen (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 7,1 persen (yoy). Berdasarkan faktor yang memengaruhi, perlambatan pertumbuhan M2 dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan kredit perbankan.
"Posisi kredit yang disalurkan perbankan pada akhir Juli 2016 tercatat sebesar Rp4.168,4 triliun atau tumbuh sebesar 7,7 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,2 persen (yoy). Permintaan kredit melambat setelah sebelumnya mengalami peningkatan menjelang lebaran," jelas dia.
Perlambatan pertumbuhan kredit tersebut, lanjut Tirta, terutama terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI). Sementara itu, penurunan suku bunga kredit perbankan masih berlanjut pada Juli 2016 sejalan dengan pelonggaran kebijakan moneter.
Suku bunga kredit turun menjadi 12,36 persen dari 12,38 persen pada Juni 2016. Sejalan dengan itu, suku bunga simpanan berjangka tenor satu, tiga, enam, 12 dan 24 bulan turun dari 6,80 persen, tujuh persen, 7,75 persen, 7, 81 persen dan 9,16 persen pada Juni 2016 menjadi 6,66 persen, 6,98 persen, 7,53 persen, 7,71 persen, dan 9,07 persen pada Juli 2016. ??
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News