Perwakilan Koalisi Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Martin Hadiwinata mengatakan, banyaknya produk asing yang masuk akan mengurangi kesempatan nelayan lokal mengembangkan usaha. Hal ini bahkan telah terjadi di Afrika dan diprediksi akan sama dampaknya dengan Indonesia.
"IEU-CEPA membuat kondisi perikanan mengalami pengurangan. Berkaca dari Afrika yang memiliki perjanjian kerja sama dengan Eropa untuk mendorong impor produk perikanan, tetapi malah kelebihan, nelayan tradisonal tidak bisa dapat akses," kata Martin di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2017).
Serikat Petani Indonesia juga menilai bahwa perundingan kerja sama itu akan mengurangi akses hasil pertanian Indonesia. Pasalnya produk dari Uni Eropa akan banyak membanjiri pasar Indonesia.
"Bukan hanya itu kita juga khawatir hal ini akan mendorong terjadinya perampasan lahan-lahan terkait mudahnya investasi di sumber daya alam," tambah Perwakilan Serikat Petani Indonesia, Zainal Arifin Fuad.
Dirinya menambahkan, pembebasan lahan telah terjadi ketika pemerintah ingin meningkatkan produksi kelapa sawit. Adanya CEPA akan memperluas terjadinya pembebasan lahan yang tahun lalu sudah mencapai 400 hektare (Ha).
"CEPA akan membuka investasi asing lebih banyak, sektror perdagangan juga akan meningkatkan persaingan di Indonesia," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News