Selah satu tradisi di Pulau Bali yang menjadi daya tarik wisatawan. (Foto: MI/Ramdani).
Selah satu tradisi di Pulau Bali yang menjadi daya tarik wisatawan. (Foto: MI/Ramdani).

Menpar Populerkan Tradisi Ngusaba Bukakak di Bali

Damar Iradat • 26 Februari 2017 05:19
medcom.id, Bali: Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya terus mempromosikan Bali sebagai destinasi nomor wahid dunia. Sebagai destinasi berbasis budaya, Menpar juga mempopulerkan Upacara Ngusaba Bukakak, yang bakal digelar oleh warga desa Sangsit, Sawan, Kabupaten Buleleng pada 12 April 2017 mendatang. Tradisi ini biasa dilakukan setiap 2 tahun sekali.
 
Arief menjelaskan, kegiatan adat ini merupakan perwujudan rasa terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas anugerah kesuburan yang telah diberikan dan berharap supaya hasil pertanian berikutnya melimpah. Tradisi seperti ini, tambah dia, bakal menarik minat wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Pulau Dewata tersebut.
 
"Buat wisatawan mancanegara, terutama yang berasal dari Eropa, tradisi seperti ini menarik perhatian mereka,” kata Arief Yahya lewat keterangan tertulisnya, Jakarta, Minggu 26 Februari 2017.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Agung Gede Yuniartha Putra mengatakan, Upacara Ngusaba Bukakak merupakan tradisi yang dulu hampir dilakukan setiap tahun. Namun, karena keterbataasan dana, tradisi hanya dilaksanakan dua tahun sekali, tepatnya saat Bulan purnama sasih kedasa (bulan ke-10) pada Kalender Hindu.
 
"Ini menarik minat wisatawan dan sangat antusias disaksikan para pengunjung," jelas Agung.
 
Menurut dia, dalam rangkaian Upacara Ngusaba, anggota Subak dan anggota desa secara gotong royong membuat Bukakak atau Kerangka Garuda berukuran raksasa setinggi empat meter untuk diarak. Bukakak berasal dari kata Lembu dan Gagak, Lembu melambangkan Ciwa dan Gagak melambangkan Wisnu.
 
Bukakak, lanjut Agung, diwujudkan sebagai seekor burung Garuda yang dibuat dari daun enau muda yang dalam bahasa lokal disebut ambu. Sedangkan sarana untuk singgasana yang akan naik di atas garuda adalah seekor babi hitam pulus yang diproses menjadi dua warna yaitu hitam sebagai warna bulu asli yang melambangkan Dewa Wisnu, separuh lagi warna putih melambangkan Dewa Ciwa, sedangkan babi merupakan simbol Dewa Sambu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan