"Industri rumahan masih belum terdaftar. Di lembaga industri dan koperasi, bidang ini dianggap terlalu kecil. Di lembaga sosial, bidang ini dianggap besar. Akhirnya bidang ini malah tidak ada yang membina," tutur Deputi Bidang Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi KPP-PA, Sulikanti Agusni, di Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Nabire, di Nabire, Papua, seperti dikutip Kamis (29/1/2015).
Lantaran tidak jelas lembaga yang membinanya, industri rumahan kerap menghadapi kendala dalam menjalankan usahanya. Industri model ini, kata Sulikanti, masih kesulitan mencari pendanaan. Mereka rata-rata juga kesulitan memenuhi kebutuhan seperti air bersih, pengelolaan limbah, listrik, transportasi, pemasaran dan sebagainya.
Oleh karena itu, Sulikanti mendorong organisasi-organisasi perempuan, khususnya di Nabire, untuk melakukan sosialisasi agar usaha rumahan yang dikelola ibu rumah tangga didaftarkan ke instansi atau dinas terkait agar mendapatkan akses pembinaan dan informasi program pengembangan bidang usaha.
Lebih jauh Sulikanti mengusulkan agar industri rumah tangga digolongkan sebagai industri mikro. Sehingga mereka juga berhak mendapat bantuan dari sejumlah program pemberdayaan usaha kecil, seperti program dana bergulir, Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan sebagainya.
Selama ini, lanjut dia, banyak pihak yang memandang sebelah mata kegiatan industri rumah tangga. Usaha itu masih dianggap sebagai usaha sampingan sekedar untuk menambah pendapatan keluarga. Padahal jika dikelola dengan benar, industri ini bisa menjadi besar dan dapat berperan besar dalam meningkatkan perekonomian nasional.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2013, setidaknya terdapat 68 juta perempuan yang terlibat secara langsung dan tidak langsung pada kegiatan industri rumahan. Rata-rata usia perempuan yang terlibat adalah 14-44 tahun. Bahkan, kata Sulikanti, tidak jarang sebagian dari mereka tetap aktif hingga usia 70 tahun.
Sulikanti menambahkan, rata-rata industri rumahan bisa menyerap pekerja 3 sampai 10 orang. Bila indutri rumahan digarap lebih serius oleh pihak terkait, dia yakin, dari industri rumah tangga bisa menyumbang 2 persen pertumbuhan wirausaha baru secara nasional. Pemerintah sendiri telah menargetkan pertumbuhan wirausaha mencapai 4 persen. Saat ini hanya sekitar 1,56 persen orang Indonesia yang berwirausaha.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Nabire, Yufinia Mote, mengatakan, peran Dinas Koperasi dan Dinas Industri di wilayahnya memang belum banyak menyentuh kegiatan ekonomi perempuan.
"Usaha yang dijalankan perempuan masih dianggap bukan industri serius," cetus Yufinia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id