Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Hadapi Industri 4.0, Industri Elektronika Diminta Pacu Inovasi

Husen Miftahudin • 28 September 2016 09:53
medcom.id, Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta industri elektronika nasional untuk menggunakan teknologi terkini dalam proses produksi sebagai upaya memacu inovasi dan nilai tambah produk. Langkah ini sekaligus menyiapkan industri dalam negeri menghadapi Industri 4.0 yang memfokuskan pada kolaborasi proses manufaktur dengan dunia digital.
 
"Saat ini, pelaku industri di seluruh dunia sedang bertransformasi untuk menyambut Revolusi Industri yang ke-4 atau dikenal dengan istilah Industri 4.0 yang menekankan pada platform Internet of Things untuk mencari langkah-langkah efisiensi dan optimalisasi proses produksi agar mencapai output yang maksimal," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu (28/9/2016).
 
Kemenperin, diakuinya tengah mengkaji beberapa industri untuk dikembangkan sebagai sektor pionir bagi perkembangan Industri 4.0 di Indonesia. Beberapa diantaranya adalah industri pupuk, baja, tekstil dan produk tekstil serta memungkinkan untuk industri elektronika.

"Dengan adanya sarana ini, saya yakin bertransformasinya industri Indonesia menuju Industri 4.0 tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama," tegasnya.
 
Salah satu perusahaan yang mampu berinovasi adalah Panasonic dengan mendirikan Panasonic Solution & Innovation Center di Indonesia. Menurut dia, inovasi yang didirikan ini akan mendorong penciptaan varian baru dan peningkatakan kualitas khususnya produk elektronika yang sesuai kebutuhan masyarakat saat ini.
 
"Sarana ini juga sangat membantu program pemerintah, sebagaimana tercantum dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional, bahwa langkah awal untuk membangun industri nasional adalah dengan meningkatkan nilai tambah industri Indonesia," papar Airlangga.
 
Airlangga meminta kepada Panasonic agar dapat berkolaborasi dengan dunia pendidikan, industri dan masyarakat dalam upaya mencari solusi-solusi mutakhir bagi peningkatan teknologi manufaktur sehingga industri nasional mampu berdaya saing di pasar domestik dan global.
 
Misalnya di dunia pendidikan, kata Airlangga, diutamakan menggandeng pendidikan vokasi atau perguruan tinggi guna meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) industri sesuai kebutuhan dunia usaha. "Kolaborasi ini juga akan menjamin terjadinya transfer of knowledge dan transfer of technology bagi para industriawan Indonesia," tuturnya.
 
Dia optimistis, apabila hal tersebut dapat dilakukan, akan terlahir inovator-inovator muda dari Indonesia yang mampu menciptakan karya-karya yang mengglobal dan menjadikan industri Indonesia makin tangguh dan berkembang. "Itulah pentingnya kegiatan riset dan pengembangan teknologi di sektor industri," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan