"Kami mencari peluang sekaligus membantu perbankan dengan menangani NPL-nya," ujar Direktur Utama PPA Iman Rachman, Jumat, 15 November 2019.
Menurut Iman, perseroan sudah memiliki dua anak perusahaan dari hasil pengelolaan NPL Bank Mandiri dan BNI, yaitu PT Bondi Syad Mulia di bidang galvanizing, serta PT Rejeki Inti Logam yang bergerak di sektor alumunium.
"Ke depan kami akan kerja sama dengan tiga bank Himbara lainnya dan dua bank swasta," bebernya.
Iman menjelaskan perluasan bisnis yang dilakukan diharapkan perseroan menjadi Nasional Asset Management Company dengan menawarkan program ke perbankan untuk restrukturisasi kredit bermasalah. Sehingga, nantinya ada iuran yang diterima perseroan jika sudah bekerja sama.
"Mimpi ini sudah kami lakukan pelan-pelan. Jadi nanti bedanya dengan sekarang, ada pendanaan dari pihak lain. Kalau sekarang sesuai kemampuan kami," kata dia.
Guna memenuhi kebutuhan modal untuk restrukturisasi/revitalisasi (RR) BUMN dan ekspansi investasi, PPA mulai 2019 menghimpun tambahan pendanaan eksternal melalui pasar uang dan pasar modal. PPA telah menerbitkan Medium Term Notes (MIN) pada awal November 2019 senilai Rp750 miliar yang terdiri dari Rp300 miliar bertenor dua tahun dan Rp450 miliar dengan tenor tiga tahun.
PPA juga dalam proses penerbitan Surat Berharga Komersial (SBK) yang rencananya akan terbit pada Desember 2019 senilai Rp100 miliar dengan jangka waktu satu tahun. Penerbitan SBK saat ini masih dalam proses di Bank Indonesia (BI). Pada tahun depan, PPA akan menerbitkan obligasi senilai Rp1 triliun dengan tenor 3, 5, 7 atau 10 tahun untuk memenuhi kebutuhan pendanaan jangka panjang.
"Kami mengimpun dana dengan menerbitkan MTN dan SBK karena sebagian besar pendanaan kami saat ini bersumber dari perbankan dengan jangka waktu pendek dan tingkat
suku bunga relatif tinggi sehingga perlu funding mix dengan cost of fund yang lebih rendah," tambah Iman.
Hingga kuartal III-2019, PPA membukukan pendapatan usaha sebesar Rp3,838 triliun, meningkat empat persen secara year on year (yoy). Sementara total aset meningkat sebesar 31 persen (yoy) menjadi Rp13,648 triliun. Sedangkan capaian EBITDA meningkat sebanyak 14 persen (yoy) menjadi senilai Rp589 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News