Illustrasi. Foto : MI/Susanto.
Illustrasi. Foto : MI/Susanto.

Jalan Panjang RI Swasembada Gula

Eko Nordiansyah • 03 September 2019 21:17
Jakarta: Keinginan pemerintah untuk swasembada gula sepertinya tidak akan mudah. Butuh kebijakan komprehensif untuk jangka panjang demi mewujudkan cita-cita swasembada gula, atau dengan kata lain menyetop impor.
 
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan butuh review kebijakan secara menyeluruh untuk mencapai swasembada gula. Sejak berpuluh-puluh tahun lalu pabrik gula rafinasi mengolah gula kristal mentah menjadi gula industri.
 
"Kemudian berputar, sehingga kalau anda lihat hampir pabrik gula rafinasi adanya di dekat pelabuhan, karena otaknya mau mengimpor karena waktu itu pikirannya begitu," kata dia di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa, 3 September 2019.

Sementara itu, berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, para pemilik pabrik rafinasi harus memiliki kebun sendiri. Namun pemerintah perlu membantu para pengusaha ini untuk mendapatkan lahan perkebunannya.
 
"Oh nanti itu ke depan, cuma kan begini, itu yang punya pabrik rafinasi kita sih mau ada kebunnya. Tapi bantuin kita dong nyari tanahnya nah gitu lah. Kita juga mau tapi jangan kemudian menganggap pasti akan dapat, memangnya kita agen tanah apa," ujar Darmin.
 
Oleh karena itu, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono mengatakan, pemerintah perlu memperluas lahan untuk perkebunan tebu. Menurutnya, Indonesia baru bisa memenuhi kebutuhan gula dalam negeri secara mandiri pada 10 tahun mendatang.
 
Hingga tahun ini, luas perkebunan tebu adalah 201.178 hektare (ha) di luar Pulau Jawa, dan 251.020 ha untuk di Pulau Jawa. Jumlah ini diperkirakan bakal meningkat di 2024 menjadi 271.361 hektar di luar Jawa dan dalam 263.571 hektar di Jawa.
 
"Sampai 2024 itu target kita 535 ribu ha. Itu baru memenuhi 3,2 juta ton, kebutuhan kita 5,8 juta ton. Analisis kami, kira-kira butuh 735 ribu hektar untuk mencapai swasembada. Itu tonasenya 5,9 juta ton. Kita prediksi 2029," jelas dia.
 
Pemerintah, lanjut dia, memang mengarahkan perluasan perkebunan tebu di luar Pulau Jawa. Alasannya adalah keterbatasan lahan di Pulau Jawa, sementara wilayah lainnya masih memiliki potensi untuk memperluas lahan untuk produksi gula nasional.
 
"Karena kalau mau perluas Jawa agak sulit. Kita konsentrasi di luar Jawa. Di dalam Jawa masih boleh, semangatnya perluas kebun. Di Sumatera ada potensi, Kalimantan juga, tidak bisa spesifik," ungkapnya.
 
Tak hanya itu, pemerintah berharap produksi gula di Tanah Air bisa meningkat dengan beroperasinya 10 pabrik gula baru. Tahun ini sudah ada sembilan pabrik yang siap beroperasi, sedangkan satu lainnya masih akan menunggu sampai 2020.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan