"Potensi ekonomi kreatif itu banyak, tapi belum banyak yang dikembangkan. Potensi itu yang kini menjadi pekerjaan kami. Lewat ekeonomi kreatif, mencoba memberikan nilai tambah pada semua potensi yang ada," kata Direktur Edukasi Ekonomi Kreatif Bekraf Poppy Savitri dikutip dari Antara, Selasa 7 November 2017.
Ia mengatakan, dalam mewujudkan ekonomi kreatif, salah satunya dengan mengoptimalkan potensi budaya, produk budaya sehingga bisa difungsikan untuk kekinian. Dengan itu, produk itu akan diminati pasar baik dalam negeri ataupun dalam negeri.
Ia mencontohkan, keranjang yang dibuat untuk menyadap karet di hutan bagus, namun bukan berarti jika dibuat selalu untuk menyadap karet. Keranjang itu bisa didesain ulang untuk kebutuhan sekarang, dengan kemasan yang lebih menarik dan kreatif.
Sebenarnya, tambah dia, pasar di dalam negeri masih sangat terbuka luasa. Namun, salah satu yang menjadi kendala adalah sarana promosi yang masih kurang. Misalnya, produk dari Kediri harusnya bisa dikenal hingga seantero Nusantara, contohnya di Makassar. Begitu juga dengan beragam produk dari Makassar yang juga dibawa, dikenal hingga Kediri.
"Saat ini masih belum optimal, masih kurang. Bergeraknya orang karena ada wisata, ketika datang mereka membeli oleh-oleh, sesederhana itu. Untuk itu, Bekraf juga mendorong sekaligus melestarikan budaya supaya tidak hilang, karena keterampilan jarang dipakai lagi, dampaknya produk tidak dipakai," katanya.
Ia juga menambahkan, mengembangkan ekonomi kreatif, salah satunya yang etnik bukan hanya menjadi pekerjaan rumah untuk Bekraf, tapi juga pemerintah daerah. Dengan adanya sinergisitas yang baik, diharapkan dapat mendorong ekonomi kreatif di daerah semakin berkembang.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi Kadin Kota Kediri Setyohadi mengatakan pihaknya juga berupaya untuk terus mendorong agar pengusaha di Kediri semakin kreatif dalam mengembangkan usahanya. Pembinaan juga terus dilakukan, sehingga pedagang yang belum punya izin lengkap bisa melengkapinya.
"Jadi, di kadin ini harus punya komplet, misalnya SIUP, NPWP, yang tidak punya kami bantu, sehingga kami jadikan anggota. Harus punya legalitas," ujar Setyohadi.
Ia juga mengakui, ada beragam kendala bagi pengusaha, misalnya kekurangan modal maupun sarana pemasaran. Namun, kadin juga memberikan kesempatan bagi pengusaha untuk ikut pameran, bahkan hingga ke luar negeri, sehingga jadi motivasi bagi pedagang lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News