"BTN mendapatkan saham sebesar tujuh persen yang akan dieksekusi dengan dua pilihan," ungkap Direktur Utama BTN Maryono, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu, 6 Maret 2019.
Pertama, lanjut Maryono, BTN membentuk perusahaan modal ventura (PMV) yang akan dibentuk akhir tahun ini dengan nilai pendirian PMV yang sudah disiapkan dalam RBB 2019 sekitar Rp150 miliar.
"Atau pilihan kedua adalah lewat PMV lain dan kami membeli produk dana ventura khusus LinkAja," papar Maryono.
Menurut dia, BTN termasuk beruntung dengan adanya sinergi yang dilakukan Himbara dan BUMN lain yaitu Telkom, Pertamina, serta Jiwasraya dalam LinkAja. Ini karena sistem pembayaran nontunai yang dikembangkan oleh perusahaan patungan BUMN tersebut yaitu PT Fintek Karya Nusantara atau Finarya dapat memberikan kemudahan bagi nasabah.
"Ini juga bentuk kerja sama kami agar tidak kalah bersaing dengan fintech lain yang sudah bergelut di sistem pembayaran QR," tambah Maryono.
Oleh karena itu BTN mendukung sinergi dari BUMN yang didorong oleh Kementerian BUMN. Salah satu bentuk sinergi sudah dilakukan adalah ATM Merah Putih pada 2017 lalu dan tahun ini sudah mulai dijalankan sinergi alat pembayaran digital dengan LinkAja.
Pengaruh Pilpres ke Sektor Properti
Di sisi lain BTN optimistis setelah pemilihan presiden (pilpres) sukses berlangsung, geliat ekonomi khususnya sektor properti akan semakin dinamis. Menurut Maryono, banyak faktor pendukung, di antaranya relaksasi uang muka untuk KPR yang diambil Bank Indonesia (BI) akan terasa dampaknya.
"Selain itu dorongan lain adalah rencana kebijakan Kementerian PUPR terkait naiknya batas gaji yang berhak menerima program subsidi bunga KPR," kata Maryono.
Maryono mengatakan meskipun relaksasi di sektor perumahan sudah dikeluarkan BI sejak Juni 2015, namun masih fokus pada sisi permintaan. Sehingga dampaknya terhadap pertumbuhan sektor eeal estate baru dirasakan pada kuartal III-2018 setelah adanya relaksasi lanjutan BI di Juni 2018 dan OJK di Agustus 2018 yang juga menyentuh sisi penawaran.
"Siapapun Presiden terpilih nanti pasti akan mengambil kebijakan terkait perumahan yang prorakyat karena itu termasuk tugas pemerintah untuk memberikan kehidupan yang layak bagi masyarakat, karena itu perbankan siap mendukung program kebijakan yang akan diambil pemerintah," jelas dia.
Berdasarkan catatan BTN, selama dua kali pilpres, pertumbuhan kredit properti yang menjadi bisnis utama perseroan selalu melaju. Sebagai contoh pada periode 2008-2013 penyaluran kredit perumahan BTN rata-rata sebesar 13,9 persen, dan pada periode 2014-2018 bergerak rata-rata di angka 22,6 persen.
Selama dua kali pergantian Presiden, BTN tetap fokus pada bisnis utamanya dengan sejumlah inovasi yang senantiasa beradaptasi dengan kemampuan dan segmen pasar yang dibidik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News