"Secara tidak langsung berkaitan dengan laut. Jasa kapal misalnya, jadi penyumbang defisit terbesar karena ketika kita melakukan ekspor, kita pakai kapal asing. Meski dapat tambahan devisa di saat yang sama kita juga membuang devisa," ujarnya dalam dalam diskusi rancangan teknokratik RPJMN di Gedung Bappenas, Jakarta, Rabu, 14 November 2018.
Selain itu, Bambang juga tak menampik impor migas menjadi penyebab utama defisit CAD. Namun, upaya memaksimalkan ekspor bisa membantu menangani defisit seperti dengan fokus pada industri pengolahan makanan dan minuman. Dia mencontohkan Thailand yang juga mengimpor migas memiliki CAD surplus lantaran fokus pada industri pengolahan makanan dan minuman.
"Saya mau kita seperti itu. Kita bisa mengekspor ikan dan produk olahannya untuk mengompensasi defisit karena migas," pungkasnya.
Bank Indonesia (BI) sebelumnya mencatat defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan III-2018 meningkat sejalan dengan menguatnya permintaan domestik. Defisit transaksi berjalan pada triwulan III-2018 tercatat sebesar USD8,8 miliar atau 3,37 persen PDB, lebih tinggi dibandingkan dengan defisit triwulan sebelumnya sebesar USD8 miliar atau 3,02 persen PDB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News