Pedagang bawang di Pasar Kramat Jati, Murti mengakui jika penurunan harga jenis bawang putih ini karena pemerintah dan khususnya peran Kementerian Perdagangan (Kemendag). Pedagang mengaku penurunan harga pastinya menggembirakan konsumen. Apalagi penurunan terjadi jelang Ramadan.
"Penurunan harga enggak buat pedagang rugi. Masih ada untung. Buat konsumen juga senang kan," kata Murti di Jakarta, Sabtu 13 Mei 2017.
Namun demikian, wanita asal Klaten ini mengaku khawatir jika penurunan harga jenis bawang merah akan bersifat sementara. Dia merasa, bisa saja seminggu dan memasuki bulan puasa akan terjadi kenaikan harga kembali. "Soalnya harga sayuran juga sudah naik," tuturnya.
Menurut Murti, soal perbedaan harga komoditas bawang, jenis bawang merah dan bawang putih tergantung dari pasokan. "Kalau di Brebes kosong, pasti naik. Begitu juga sebaliknya," jelas Murti yang biasa mengambil pasokan bawang dari Pasar Induk, Kramat Jati.
Distributor bawang putih, Srimpit, di kesempatan berbeda, mengatakan, harga eceran bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati berada dalam posisi Rp36 ribu per kg.
Ia mengaku, ada perubahan siginifkan pada harga hari ini yang disebabkan peran pemerintah dan importir. Petang inin menjual bawang putih kepada sesama distributor seharga Rp32 ribu. Di sisi lain, ia menjual kepada para agen ia jual Rp34 ribu per kg.
Terhadap harga bawang putih, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pihaknya sudah mengucurkan stok bawang putih impor ke pasaran sejak pekan lalu. Ia mengatakan, izin impor sudah diberikan kepada bulog dan barang turun pada Jumat 12 Mei 2017 dini hari.
Selain itu, seorang pembeli, Elvi menyambut penurunan harga komoditas bawang putih ini. "Biasanya kan jelang Ramadan apa-apa selalu naik," jelas Elvi.
Elvi berharap, pemerintah cepat turun tangan mengantisipasi kenaikan harga, seperti bawang putih ini. Mudah-mudahan lainnya cepet turun deh, soalnya ini kan kebutuhan sehari-hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News