Namun, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan, upaya peningkatan ekonomi bukan hanya dari penurunan BI Rate. Menurut dia, dalam meningkatkan perekonomian justru yang lebih penting adalah menjaga daya beli masyarakat.
"Kalau bunganya yang turun tapi permintaan perdagangan tidak ada, terus mau minjam buat apa? Yang penting kebutuhan dulu," ujar Jahja, ditemui di Menara BCA, Jalan MH Thamrin No 1, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/1/2016).
Dia menjelaskan, untuk mendorong daya beli masyarakat pemerintah harus mendorong penyerapan anggaran untuk pembangunan proyek-proyek infrastruktur. Dengan begitu, dirinya percaya daya beli masyarakat akan meningkat.
"Jadi kalau daya beli naik, kan permintaan barang dan jasa bertambah. Mau berapa pun bunga orang akan mencari pinjaman untuk menambah modal kerja atau pun investasi baru," tutur dia.
Kendati demikian, Jahja mengakui bahwa keadaan perekonomian saat ini memberikan peluang bagi BI untuk menurunkan suku bunga. Terlebih lagi jika mengacu pada tingkat inflasi yang terjaga.
"Kalau lihat inflasi cukup terkendali karena kemarin kan 3,3 persen. Sementara ini likuiditas di pasar juga cukup lancar. Yang ganjalan itu cuma satu karena yuan itu kan dalam beberapa waktu ini terdeprisiasi sehingga rupiahnya itu agak sedikit melemah. Tapi sejauh ini masih di bawah Rp14 ribu. Kalau saya bilang misalnya 25 (basis poin) penurunan masih ada ruang untuk menurunkan itu," pungkas Jahja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id