Kementan kawal harga bawang merah tetap normal. (FOTO: dokumentasi Kementan)
Kementan kawal harga bawang merah tetap normal. (FOTO: dokumentasi Kementan)

Kementan Kawal Harga Bawang Merah Tetap Normal

Ade Hapsari Lestarini • 04 November 2017 16:34
medcom.id, Jakarta: Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan terus berkomitmen menjaga stabilitas harga bawang, dengan harga beli bawang petani di kisaran Rp12 ribu per kilogram (kg).
 
Dirjen Hortikultura P Spudnik mengatakan saat ini harga bawang merah di Enrekang sebesar Rp13 ribu-Rp15 ribu per kg atau berada di atas di subdivre Mamuju yang harganya masih Rp14 ribu-an.
 
Sementara itu Direktur Pemasaran dan Pengolahan Ditjen Hortikultura M Yazid mengatakan bahwa Kementan berkomitmen menstabilkan harga pada tingkat yang menguntungkan petani dengan melibatkan Bulog, eksportir, dan industri yang menggunakan bawang merah sebagai bahan baku.

Maka dari itu, sebagai upaya menjaga harga bawang merah minimal Rp12 ribu per kg yang menguntungkan petani produsen, Kementan telah meminta beberapa hal kepada petani. Pertama agar menerapkan gap supaya bawang merah yang dihasilkan memiliki mutu sesuai dengan yang dipersyaratkan pasar baik pasar domestik maupun ekspor.
 
"Saat ini bawang merah dengan kualitas bagus pada kisaran harga Rp12 ribu-Rp15 ribu per kg," ujar Yazid dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 4 November 2017.
 
Kedua, meningkatkan efisiensi proses produksi mulai dari kegiatan budidaya sampai penanganan pascapanen, dalam hal ini Kementan memberikan subsidi berupa sarana produksi seperti benih, pupuk serta bantuan alsintan seperti traktor, kultivator, mulsa, dan sebagainya.
 
Ketiga, untuk penanganan pascapanen, dalam upaya meningkatkan kualitas dan memperpanjang umur simpan maka Kementan memfasiltasi instore drying, juga untuk meningkatkan nilai tambah difasilitasi alat pengolahan bawang merah berupa vacum fraying sebagai alat menggoreng bawang merah, alat pengolahan bawang merah menjadi pasta, dan lain-lain.
 
Keempat, meningkatkan efisiensi rantai pasok dengan melibatkan Bulog, eksportir dan industri untuk membeli langsung ke petani, serta menghindari keterlibatan pedagang perantara/pengepul yang akan mengurangi keuntungan petani.
 
"Kami memahami bahwa penentu stabilitas harga bukan hanya dari faktor supplier, tapi juga terkait rantai pasokan. Untuk itu, pemerintah akan berusaha mengatur manajemen, kelembagaan, serta infrastruktur sarana dan prasarana, seperti penyediaan fasilitas penunjang dan pemberian alat produksi olahan bawang goreng," jelas dia.
 
Dirinya menambahkan, Kementan juga akan terus menjaga kualitas mutu bawang merah. Salah satunya dengan menggalakkan program alih tanam bawang merah dari umbi ke biji. Program ini selain unggul secara kualitas, juga hemat secara pengeluaran karena tidak membutuhkan banyak pengeluaran untuk penggunaan pupuk kimia.
 
"Sudah menjadi komitmen Kementan untuk tidak akan membiarkan petani jalan sendiri dan kami meminta semua pihak untuk bersinergi. Ini sesuai komitmen pemerintah bahwa negara harus hadir di tengah petani dan dapat menyelesaikan semua persoalan yang dihadapi," tegasnya.
 
Kementan juga mengklarifikasi tentang kabar ekspor bawang dari Enrekang ke Vietnam. "Menyoal disanksikannya ekspor bawang dari Enrekang ke Vietnam. Kami nyatakan bahwa bawang yang dilepas adalah bagian dari kerja sama dengan Thailand, di mana 5.600 ton bawang merah telah dikirim ke Malaysia, Singapura, Timor Leste, dan negara lainnya," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan