Eksportir buah dan sayur dari PT Langit Biru Sukses, Eric Solomon, mengatakan hambatan ekspor mulai terasa sejak PEB diwajibkan secara online. Menurutnya, dengan sistem online sering menyulitkan eksportir untuk mengekspor. Bahkan tak jarang eskportir kerap gagal mengekspor buncis dan salada air.
"Ini terberat karena musim kemarau. Selain itu ada masalah di peraturan dokumen ekspor impor PEB online, jadi enggak bisa izin ekspor. Sekarang mulai ada regulasi," ujar Eric dalam dialog bersama Kementerian Pertanian (Kementan) di Kantor Pusat Kementan, Jakarta Selatan, Jumat, 4 Desember.
Kemudian hambatan lainnya, Ia mengeluhkan mahalnya biaya X-rai dan angkut barang kargo yang di lakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Sebab Kemenhub menetapkan harga Rp500 per kilogram (kg) untuk x-ray yang membuat para eksportir keberatan.
"Masalah juga di x-ray, juga memberatkan, syarat barang kargo yang harus diekspor lintas negara supaya segar masuk ke pendingin, sama perhubungan dimasukin biaya 500 perak per kg. Ini memberatkan kita," tuturnya.
Menurut Eric, setiap hari pihaknya melakukan ekspor buncis dan salada air ke Singapura sebanyak lima ton per hari. Jika dengan asumsi per kg Rp500, maka setiap hari pihaknya mengeluarkan uang sebesar Rp2,5 juta.
"Itu pun baru untuk X-rai, sedangkan biaya yang lain belum termasuk," kesalnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id