Selain itu pihaknya pun mengapresiasi Badan Narkotika Nasional (BNN) yang mengungkap adanya penyalahgunaan narkoba pada cairan rokok elektrik. Pembina AVI Dimasz Jeremia menyatakan asosiasinya akan terus mendukung dan bekerja sama dengan BNN dalam mencegah penyalahgunaan narkoba.
"Setiap barang pasti punya risiko. Kalau ada problem dengan narkotika, BNN harus fokus dengan itu," kata dia, dalam keterangan resminya, di Jakarta, Kamis, 4 Juli 2019.
Dimasz menambahkan permasalahan narkoba harus diselesaikan bersama-sama. AVI beserta jajaran anggotanya memiliki komitmen yang kuat untuk menyelesaikan permasalahan ini bersama BNN. Dia juga memberitahukan kepada para pemangku kebijakan bahwa produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah daripada rokok.
Hal ini diperkuat dengan sejumlah penelitian. Salah satunya hasil riset Public Health England, divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris, pada 2018 lalu yang berjudul "Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2018". Hasil riset tersebut memaparkan bahwa penggunaan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar, memiliki risiko kesehatan 95 persen lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional.
Selain itu, berdasarkan kajian ilmiah dari Georgetown University Medical yang bertajuk "Potential Deaths Averted in USA by Replacing Cigarettes with E-Cigarettes" dan dipublikasikan dalam Jurnal Tobacco Control memperkirakan sebanyak 6,6 juta orang di Amerika Serikat dapat terhindar dari kematian dini melalui penggunaan produk tembakau alternatif.
Informasi ini, menurut Dimasz, yang belum tersampaikan secara luas kepada publik. Padahal, rokok elektrik dan produk tembakau alternatif lainnya dapat digunakan untuk menurunkan jumlah perokok. Ia juga mengatakan bahwa para pengguna dan orang-orang yang berada di sekitar konsumen layak mendapat kesempatan untuk memiliki kehidupan dengan risiko kesehatan yang lebih rendah. Karena itu, dia meneruskan, perlu didukung dengan adanya pembuatan kebijakan terkait produk tembakau alternatif.
"Sebagai pengguna rokok elektrik, kami telah merasakan langsung manfaat produk ini. Kami berharap pemerintah dapat mempertimbangankan kepentingan kami dengan melihat masalah ini dari perspektif konsumen," tegasnya.
Permasalahan peredaran narkoba seringkali dikaitkan dengan berbagai cara baru untuk menyalahgunakan fungsi dari suatu produk. Oleh karena itu, pemerintah dan pihak terkait dianjurkan untuk bersama-sama memfokuskan diri untuk mencari jalan keluar guna mencegah hal tersebut.
Ketua Sahabat Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Hasiholan Manurung menambahkan pihaknya juga mendukung BNN untuk menyelesaikan penyalahgunaan narkoba pada rokok elektrik. Selama ini, asosiasi tersebut selalu memberikan edukasi kepada masyarakat melalui media sosial agar berhati-hati dalam membeli cairan rokok elektrik, terutama pada produk yang tidak bercukai.
Hasiholan menambahkan bahwa isu cairan rokok elektrik yang mengandung narkoba ini merugikan masyarakat. "Jadi seolah-olah vape itu narkoba, disuruh jangan pakai vape karena dikira pencandu, padahal bukan seperti itu," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id