Mengutip data BPS, Jumat, 15 November 2019, dari nilai tersebut yang berasal dari Tiongkok sebesar USD106.127 atau 292,43 ton. Kemudian dari Jepang USD65 atau tujuh kg. Kendati secara nilai kecil, namun impornya terus tumbuh. Selama 2018, total impor cangkul USD33.889 atau 78,1 ton.
Nilainya meningkat hingga 4.000 persen dibandingkan dengan di 2017 yang hanya USD794 atau 2,3 ton. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS yakni sepanjang 2015-2018, Tiongkok memang menjadi negara pengimpor cangkul terbesar ke Indonesia. Sedangkan cangkul asal Jepang baru terlihat datanya di tahun ini.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo geram masih banyak impor dalam pengadaan barang dan jasa. Jokowi meminta Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) memanfaatkan industri dalam negeri yang sudah berkembang pesat.
"Apakah negara kita yang sebesar ini industrinya sudah berkembang, pacul dan cangkul harus impor? Tolong didesain, ini baru satu barang," kata Jokowi saat memberi sambutan dalam Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Barang dan Jasa Pemerintah 2019 di JCC, Jakarta.
Jokowi mengakui beberapa barang impor lebih murah. Namun, lapangan kerja bisa hilang bila keran impor terus dibuka. Menurut dia, pengadaan barang dan jasa bisa dimanfaatkan untuk membangun industri-industri kecil di dalam negeri. LKPP, kata dia, dapat memetakan barang yang bisa diproduksi dalam negeri dan impor.
"Saya minta kepala LKPP memprioritaskan produk dengan komponen lokal yang sangat tinggi agar didahulukan. Persulit barang impar impor itu," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id