Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap industri nasional segera mengubah fokus produksi dan kinerjanya menjadi lebih efisien. Penggunaan dan pemanfaatan teknologi menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan efisiensi industri.
"Kita sekarang sudah harus memaksimalkan pemakaian teknologi, kesimpulannya itu. Memaksimalkan pemakaian teknologi dalam industri termasuk robotik dan otomasi agar orang bekerja lebih efisien," ujar JK dalam acara Smart Business Talk with Jusuf Kalla di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Kamis, 11 Juli 2019.
Wapres mencontohkan produksi baja nasional yang melempem akibat kalah saing dengan industri baja Tiongkok. Krakatau Steel dinilai lamban memperbaharui teknologi, walhasil produksi bajanya tak efisien.
"Krakatau Steel (pakai) teknologi lama, sehingga kalah dengan teknologi baru yang simpel. Dia (Krakatau Steel) rusak karena harga," ketus JK.
Sementara industri baja Tiongkok dengan penerapan teknologi anyar dan simpel mampu meningkatkan produksinya secara efisien. Alhasil mereka bisa menjual baja dengan harga yang jauh lebih murah, padahal kualitasnya sama persis.
"Katakanlah Indonesia bikin baja harga pokoknya USD600 per ton, Tiongkok bisa bikin USD400 per ton. Kalau dijual USD500 per ton, Tiongkok untung USD100 sementara kita rugi USD100. Jadi Krakatau Steel harus menyesuaikan investasinya agar lebih efisien," tegas dia.
Begitu pula dengan produksi semen. Di pabrik semen Indonesia, butuh 600-800 pekerja. Sementara di Tiongkok hanya butuh sekitar 70 pekerja untuk menghasilkan jumlah semen yang setara.
"Di pabrik semen Tiongkok, hanya butuh 70 orang karena semua sudah otomatis, jadi ongkosnya murah. Itu namanya revolusi industri yang bisa meningkatkan efisiensi," tutur JK.
Meski demikian, aku JK, penerapan teknologi punya risiko tersendiri. Industri harus siap menyesuaikan jumlah pekerja demi mengoptimalisasi produksi.
"Semua ada risikonya, risiko itu inefisiensi, semua yang mahal akan mati. Pilihan sulit memang, memilih kepentingan rakyat atau kepentingan industri yang efisien. Tapi pemerintah mengambil jalan agar industri nasional kita kuat dan efisien. Itu saja solusinya," pungkas JK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News