Seorang petani memberikan cangkul kepada Presiden Jokowi. Foto: MI/Ramdani.
Seorang petani memberikan cangkul kepada Presiden Jokowi. Foto: MI/Ramdani.

Tidak Ada Clustering UMKM, Penyebab RI Impor Cangkul

Nia Deviyana • 07 November 2019 15:58
Jakarta: Pengamat Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah menilai wajar jika Presiden Joko Widodo geram karena Indonesia masih mengimpor cangkul. Rusli bilang, cangkul termasuk alat pertanian sederhana yang bisa diproduksi dalam negeri.
 
"Sekelas cangkul masih impor itu memang keterlaluan," kata Rusli saat dihubungi Medcom.id, Kamis, 7 November 2019.
 
Rusli menilai Indonesia masih mengimpor cangkul karena sebaran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memproduksi alat pertanian itu terpencar-pencar.

"Alat pertanian yang dihasilkan UMKM tidak terserap karena mereka terpencar-pencar. Jadi ke depan mungkin harus dibuat clustering, ada daerah-daerah yang ditetapkan untuk fokus memperoduksi alat-alat pertanian," jelasnya.
 
Presiden Joko Widodo geram masih banyak impor dalam pengadaan barang dan jasa. Jokowi meminta Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) memanfaatkan industri dalam negeri yang sudah berkembang pesat.
 
"Apakah negara kita yang sebesar ini industrinya sudah berkembang, pacul dan cangkul harus impor? Tolong didesain, ini baru satu barang," kata Jokowi saat memberi sambutan dalam Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Barang dan Jasa Pemerintah 2019 di JCC, Jakarta, Rabu, 6 November 2019.
 
Jokowi mengakui beberapa barang impor lebih murah. Namun, lapangan kerja bisa hilang bila keran impor terus dibuka.
 
"Saya minta kepala LKPP memprioritaskan produk dengan komponen lokal yang sangat tinggi agar didahulukan. Persulit barang impar impor itu," tegas dia.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan