Illustrasi. MI/RAMDANI.
Illustrasi. MI/RAMDANI.

Mobil Esemka akan Banyak Serap Komponen Lokal

Ilham wibowo • 13 Agustus 2019 16:12
Jakarta: Produksi mobil Esemka buatan PT Solo Manufaktur Kreasi akan menumbuhkan pertumbuhan berantai pada industri komponen. Produk otomotif karya anak bangsa ini bakal diproduksi secara komersial dalam waktu dekat. 
 
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan industri otomotif merupakan salah satu sektor prioritas dalam pengembangan program Making Indonesia 4.0. Segala sumber daya pendukung sektor industri otomotif termasuk industri komponen akan diberikan perhatian lebih oleh pemerintah. 
 
"Nah tentu kita dorong terus, apalagi kalau ada investasi baru diharapkan mereka bisa memanfaatkan komponen yang sudah ada," kata Airlangga di gedung Kemenperin, Jakarta Selatan, Selasa, 13 Agustus 2019. 

Pengembangan produksi mobil Esemka saat ini telah mendapat dukungan dari Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) dan Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO). 
 
Airlangga meyakini pesatnya produktivitas otomotif nasional semestinya sejalan dengan tumbuhnya industri komponen dalam negeri baik sebagai rantai pasok original equipment manufacturer (OEM) maupun layanan purna jual industri kendaraan bermotor. 
 
"Upayanya lokal konten, kalau prosentase lokal konten ditentukan mereka (produsen kendaraan) harus mencari komponen di dalam negeri," ujarnya. 
 
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Harjanto, mengatakan bakal terus menjembatani produsen mobil Esemka untuk menggunakan komponen lokal yang telah terstandardisasi. Tingkat komponen lokal yang disematkan pada mobil Esemka diharapkan bisa mencapai 80 persen.  
 
"Kita perlu menunjukkan, ini loh potensi dalam negeri mulai dari engine sampai ke steering sistem, dan aksesoris semua ada. Kami coba jembatani tidak hanya Esemka tapi yang lain-lain supaya mereka bisa menggunakan komponen dalam negeri," paparnya. 
 
Komponen lokal tak bisa 100 persen diisi produk lokal. Hal ini karena produk otomotif komersial perlu memperhatikan efisiensi dan daya saing di sisi harga jual. 
 
"Kalau 100 persen tidak mungkin, namanya mengembangan industri harus kedepankan prinsip efisiensi dan bisa didorong harga agar kompetitif,"  ungkapnya.
 
Sementara itu, Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi, Eddy Wirajaya, mengatakan pasokan komponen menjadi tantangan tersendiri bagi produsen otomotif. Meski demikian, ia menyakini dukungan besar pemerintah maupun para asosiasi komponen kendaraan bisa membuahkan hasil yang maksimal dalam menerapkan konten lokal. 
 
"Konten lokal ini kami sedang on progres yang bisa bertambah semaksimal mungkin selama bisa mendukung asosiasi GIAMM dan PIKKO," kata Eddy.  

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan