Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Mohammad Iqbal mengatakan saat ini pihaknya tengah menunggu regulasi terkait penggunaan drone untuk bisnis komersial di Tanah Air.
"Kita harapkan sekarang sampai September sudah ada regulasi terkait drone komersial khususnya kargo sehingga kita harap dapat dioperasikan di Oktober," kata Iqbal, di Kantor Garuda Indonesia, di kawasan Bandara Soetta, Cengkareng, Rabu, 24 April 2019.
Iqbal menjelaskan Garuda Indonesia telah melakukan kerja sama dengan Beihang UAS Technology Co yang merupakan produsen drone berjenis BZK-005 asal Tiongkok. Kerja sama tersebut juga mencakup operasional dan produksi drone di dalam negeri yang nantinya akan bersinergi dengan PT Dirgantara Indonesia.
Untuk tahap awal, Garuda akan menerima tiga unit pesawat tanpa awak dengan kapasitas 1,5 ton dengan harga USD1 juta per unit. Secara bertahap pada 2020, kapasitas pesawat tanpa awak yang akan dikirim bertambah untuk lima ton atau seperti ATR.
Untuk tahap pertama operasional atau penyebaran penggunaan pesawat tersebut akan ditempatkan di wilayah Maluku yang nantinya menghubungkan dengan Ambon. Iqbal bilang di sana banyak produksi ikan.
Jangkauan pesawat ini yaitu 1.200 km pada ketinggian 5.000 meter. Adapun waktu terbang maksimal 4-5 jam dengan kecepatan hingga 300 km per jam. Sementara kebutuhan bahan bakar sebesar 10 liter untuk terbang selama satu jam. "Ini sangat efisien, akan sangat bisa menurunkan biaya logistik ke depan," jelas dia.
Sebelumnya Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Askhara Danadiputra mengatakan alasan penggunaan pesawat tanpa awak tersebut karena dinilai lebih efisien dan meminimalkan risiko. Di sisi lain, investasi untuk pesawat tersebut lebih murah dibandingkan dengan jenis konvensional.
Dia bilang tarif kargo tidak bisa diturunkan lebih rendah lagi apabila maskapai tetap menggunakan pesawat konvensional. Terlebih, tarif kargo saat ini hanya cukup untuk menutup biaya operasional.
Selain itu kondisi cuaca yang sering berubah dan topografi di wilayah Indonesia Timur sering menjadi tantangan bagi pesawat konvensional. Penggunaan drone bisa meminimalisasi risiko tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News