"Untuk KEK hampir Rp500 miliar kita siapkan," Direktur Operasi Pelindo II Prasetyadi, usai mengisi diskusi di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Jumat, 1 Maret 2019.
Pras mengatakan Pelindo tengah mengurus syarat administrasi untuk usulan KEK, termasuk bertemu calon investor. "Dalam waktu dekat kita akan lakukan Focus Group Discussion (FGD), dari situ kita akan mengetahui kebutuhan investor apa saja. Kalau itu sudah, kita baru lakukan studi," tambah dia, sembari berharap prosesnya bisa selesai tahun depan.
Secara teknis Pelindo II mengklaim tidak menemui hambatan yang berarti. Pelindo II mengatakan saat ini sedang dalam proses membenahi terminal curah kering, mengembangkan sarana untuk peti kemas, serta melakukan proses digitalisasi pelabuhan secara keseluruhan.
"Jadi saat KEK-nya sudah berdiri, prosesnya sudah digitalisasi semua," tambah Pras.
Lebih dalam, Pras menjabarkan rencana kegiatan utama di kawasan KEK yang meliputi hilirisasi produk kopi, Crude Palm Ail (cpo), dan membuat zonasi industri dengan memisahkan industri. "Jadi nanti kita akan buat klaster, industri kotor enggak akan dicampur dengan yang bersih. Ini tidak akan seperti pelabuhan," kata dia.
Pelindo II menargetkan dengan disahkannya KEK bisa berkontribusi terhadap pendapatan perusahaan sebesar 20 persen. Saat ini, kata Pras, pendapatan dari provinsi Bengkulu masih di bawah 10 persen.
"Kalau sekarang kan masih melayani produk mentah. Ke depan kalau sudah jadi KEK berharap bisa naik 3-4 kali lipat untuk pendapatan," tutur dia.
Adapun Bengkulu disebut Bank Indonesia memiliki potensi perekonomian yang besar mengingat ekonomi tumbuh di atas rata-rata Sumatera. Dijabarkan Kepala Bank Indonesia Bengkulu Endang Kurniawan Saputra provinsi ini memiliki Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Rp66,4 triliun dengan tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata lima persen setiap tahun
Secara investasi Bengkulu menunjukkan potensi yang positif di mana investor dapat menanamkan modalnya pada empat sektor, yakni pariwisata melalui wisata alam, sejarah dan bahari. Kemudian maritim lewat pabrik pengalengan ikan, agribisnis dengan dibangunnya pabrik minyak goreng dan sabun, serta energi lewat pembangkit listrik tenaga geotermal.
Bengkulu juga disokong infrastruktur penunjang investasi di mana Bandara Fatmawati akan diresmikan menjadi bandara internasional. Saat ini, Bandara Fatmawati melayani sembilan penerbangan setiap harinya. Infrastruktur lain yang sudah tersedia antara lain fasilitas untuk mengekspor CPO dan batu bara, serta terminal peti kemas di Pulau Baai.
Jika diresmikan menjadi KEK, Pulau Baai diyakini dapat menambah pertumbuhan ekonomi. Sebab, otomatis akan ada perbaikan pada infrastruktur pelabuhan sehingga menyumbang pertumbuhan ekonomi sebesar 0,63 persen.
Kemudian penambahan kapasitas listrik diproyeksikan bakal menambah pertumbuhan ekonomi sebesar 0,28 persen. Begitu juga dengan hilirisasi sawit dan perbaikan infrastruktur bandara, masing-masing diproyeksikan menambah pertumbuhan ekonomi sebesar 0,25 persen dan 0,23 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id