Franky mengakui, saat ini jumlah komitmen investasi yang terealisasi masih sedikit. Pada Triwulan I-2016, jumlah realisasi investasi hanya sebanyak Rp146,5 triliun. Padahal komitmen investasi pada Januari-Februari 2016 mencapai Rp561 triliun.
"Akan semakin timpang (jumlah realisasi terhadap komitmen investasi), karena minat investasi itu lebih tinggi daripada realisasi. Realisasi memang perlu waktu, butuh dua hingga tiga tahun atau lebih untuk bisa memastikannya (realisasi investasi masuk ke Indonesia)," ujar Franky usai Serah Terima Jabatan (Sertijab) di kantor pusat BKPM, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (28/7/2016).
Sebagai Kepala BKPM, Tom mengaku butuh cara tegas untuk menggenjot realisasi investasi dari komitmen investasi. Salah satunya yakni dengan melakukan reformasi kebijakan yang menelurkan deregulasi, meringankan dan mempermudah izin, menyederhanakan persyaratan hingga memperbaiki pelayanan sampai ke tingkat daerah.
"Kemarin di Sidang Kabinet pasca reshuffle saat closing statement Pak Presiden, dia meminta agar mampu menggenjot investasi masuk ke Indonesia. Sebab, investasi merupakan kunci dari segala-galanya, termasuk pembangunan dan pertumbuhan ekonomi," tegas dia.
Maka itu, untuk merealisasikan keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Tom meminta agar setiap kementerian dan lembaga (K/L) membuka lebar-lebar pintu bagi investor yang ingin menanamkan modalnya. Langkah tersebut merupakan cara pertama yang akan dilakukan sebagai Kepala BKPM untuk meningkatkan realisasi investasi.
"Jadi memang realisasi lebih kepada masalah kita yang ada di dalam. Seperti kata Pak Presiden berkali-kali bahwa kita ini suka membelit diri kita sendiri. Jadi Pak Franky dan saya akan terus kerja sama untuk terus menggenjot deregulasi dan reformasi buat realisasi investasi. Tidak ada cara lain," pungkas Tom.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News