"Secara umum menurunnya NTP tanaman perkebunan tersebut dipicu oleh indeks yang diterima petani (lt) merosot 1,36 persen," kata Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho, seperti dikutip dari Antara, di Denpasar, Selasa (6/9/2016).
Sedangkan indeks yang dibayar petani (lb) mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen. Beberapa komoditas perkebunan yang memberikan andil atas turunya indeks yang diterima petani antara lain kelapa, kakao, biji jambu mete, kopi, dan kapas.
"Kenaikan indeks yang dibayar petani dipengaruhi oleh meningkatnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,22 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,02 persen," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Buleleng Bali Ketut Nerda menjelaskan, pihaknya memprioritaskan pengembangan tujuh komoditas unggulan perkebunan sebagai upaya meningkatkan produktivitas petani.
Ketujuh komoditas unggulan tersebut meliputi kopi robusta, kopi arabika, cengkeh, tembakau virginia, kelapa dalam, kakao dan jambu mete. "Luas lahan perkebunan ketujuh komoditas tersebut mencapai 33.000 hektare tersebar di sembilan kecamatan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News