Ilustrasi. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Ilustrasi. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Angkasa Pura II Diimbau Tertibkan Penumpukan Kargo

Mufti Sholih • 23 November 2015 09:00
medcom.id, Jakarta: Indonesia Development Monitoring (IDM) melakukan survei tentang pelayanan penumpang jasa penerbangan di Bandara Soekarno Hatta. Survei yang bertema Pengaruh Revolusi Mental di Angkasa Pura terhadap pelayanan penumpang di Bandara Soetta ini digelar pada 29 Oktober sampai 12 November 2015.
 
"Dari hasil pendapat publik pelayanan terkait akses menuju dan ke Bandara Soetta cukup mudah tergambar dari jawaban responden 81,2 persen mengatakan mudah sisanya tidak menjawab," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring Widodo Tri Sektianto dalam siaran pers yang diterima wartawan, Senin (23/11/2015).
 
Sedangkan dari sisi fasilitas di bandara Soekarno Hatta, menurut Widodo, perparkiran 83,2 persen tertib, aman dan teratur, kecepatan dan ketepatan saat check in 74,8 persen mengatakan lancar dan tertib. Terkait kecepatan dan ketepatan dalam penanganan bagasi, khususnya yang terkait dengan keterlambatan, kehilangan bagasi dibandara 81,6 persen penumpang puas dan 18,4 persen tidak puas dan sering hilang bagasinya.

"Kebersihan di bandara seperti ruang tunggu di dalam bandara, toilet, ruang antarjemput penumpang, area food court, area parkir, keberadaan petugas kebersihan, 78,4 persen mengatakan memuaskan dan 15 persen mengatakan harus lebih ditingkatkan dan hampir 88,3 persen penumpang di bandara Sukarno-Hatta mengatakan merasa nyaman jika berangkat dan tiba dari Soekarno-Hatta," paparnya.
 
Sementara itu, terhadap pelayanan imigrsai dan bea cukai di Bandara Soekarno Hatta, menurut pengunaan jasa penerbangan 56,3 persen cukup cepat serta teliti sementara 33,7 persen mengatakan lambat dan kadang petugas imigrasi kurang.
 
"Dari hasil jajak pendapat IDM menyimpulkan bahwa pengelola bandara Soekarno-Hatta oleh PT. Angkasa Pura II sudah sangat baik akibat adanya program revolusi mental pelayanan jasa kepada penumpang di Bandara Sukarno Hatta, namun harus terus ditingkatkan layanannya sejalan dengan makin tingginya harapan konsumen jasa penerbangan," tegasnya.
 
Namun demikian, Widodo mengatakan, pihaknya memberi catatan khusus untuk jasa pengiriman kargo yang mengunakan sistim regulated agen. Dari hasil wawancara dengan penguna, pihaknya mendapati proses Regulated Agent (RA) ini memakan waktu yang lama dan tidak efektif, karena ada RA yang tidak memiliki gudang di Area Bandara. Belum lagi kapasitas yang belum mampu menampung pergerakan sekitar 970 ton per hari.
 
"Proses Xray selama ini sudah dipegang oleh Avsec Angkasa Pura membutuhkan waktu satu jam, dengan adanya system RA ini membutuhkan waktu sampai tujuh jam, dikarenakan proses Xray yang berada jauh di luar area Bandara. Hal ini menyebabkan menumpuknya paket kiriman di gudang," tambah dia.
 
Sementara dari sisi keamanan, lokasi RA yang cukup jauh dari Bandara sangat riskan keamanannya baik terkait kargo yang dikirim ataupun rawan ditukarnya jenis kargo yang dikirim dengan kargo yang terlarang oleh Undang Undang seperti Narkoba ataupun bahan peledak.
 
"IDM menyarankan PT Angkasa Pura 2 untuk bisa menertibkan masalah penumpukan dan pengurusan kargo oleh RA swasta dan mengusulkan pada regulator penerbangan dalam hal ini pemerintah untuk membuat peraturan bahwa Lokasi RA Swasta harus diarea Soekarno Hatta dan punya fasilitas gudang di bandara," pungkasnya.
 
Survey dilakukan dengan cara pengumpulan data kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis pelayanan apa yang diinginkan oleh pengguna jasa bandar udara Juanda dengan melakukan penyebaran kuisioner dan wawancara terhadap para pelanggan Bandara Soekarno Hatta di bawah pengelolaan PT. Angkasa Pura II.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan