"Pilar yang pertama yaitu masuk ke pondok pesantren dan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)," kata Deputi Kepala Perwakilan BI Surakarta Bidang Advisori dan Pengembangan Ekonomi Daerah Taufik Amrozy, seperti dikutip dari Antara, di Solo, Sabtu, 28 April 2018.
Kedua, yaitu pendalaman pasar keuangan syariah. Pihaknya mengakui hingga saat ini pasar keuangan syariah di Indonesia masih sangat dangkal karena belum banyak masyarakat yang mengakses perekonomian syariah tersebut.
"Terkait hal ini, diperlukan instrumen syariah yang lebih baik dan beragam. Seperti misalnya saat ini kan kita sudah ada sukuk yaitu obligasi yang syariah," kata Taufik.
Ketiga yaitu riset, edukasi, dan sosialisasi. Ia mengatakan saat ini sudah banyak para ahli di bidang syariah dari dalam negeri yang mulai melakukan kerja sama di bidang internasional. "Bahkan saat ini Indonesia sudah menjadi salah satu yang dilihat International Standard Setting Bodies (ISSB) untuk pengembangkan ekonomi syariah," ungkapnya.
Sementara itu, tambahnya, mengenai pengembangan ekonomi syariah tersebut BI berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa ekonomi syariah bukan hanya untuk perbankan tetapi juga sektor lain dalam ekonomi. Misalnya produk-produk yang bersertifikasi halal harus bisa diproses sesuai dengan kepentingan masyarakat.
"Di sini kita tidak hanya bicara mengenai agama tetapi juga Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah umat muslim. Seharusnya negara bisa memberikan perlindungan, seperti misalnya memberikan kemudahan bagi produk-produk untuk mengakses sertifikat halal melalui MUI dan BPOM," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id