"Ini hasil survei terhadap wisatawan global dengan 11 ribu responden di seluruh dunia," kata Managing Director Asia Pacific Travelport, Mark Meehan dikutip dari Antara, Selasa 14 November 2017.
Menurut Mark, survei wisatawan global ini dilakukan terhadap mereka yang tahun lalu setidaknya telah melakukan minimal satu kali perjalanan pulang pergi menggunakan moda transportasi udara.
Survei tersebut mengungkapkan bahwa wisatawan Indonesia sangat menyukai dan menghargai pengalaman digital yang baik, yang disediakan oleh maskapai penerbangan. Hal ini menunjukkan kegemaran dan kecenderungan wisatawan Indonesia menggunakan alat digital di setiap bagian dan proses ketika mereka melakukan perjalanan.
Mark memberikan contoh, saat merencanakan perjalanan, wisatawan Indonesia menyukai kegiatan penelitian untuk membuat rencana perjalanan, 93 persen menggunakan video dan foto dari media sosial (rata-rata Asia Pasifik adalah 76 persen), 71 persen menggunakan pencarian suara atau voice search (kedua setelah Tiongkok di 72 persen) dan 84 persen masih lebih memilih untuk berkonsultasi dengan agen perjalanan profesional.
Mark juga menyebut, peringkat wisawatan digital tersebut mencakup peringkat wisatawan digital, yakni India, Tiongkok dan Indonesia berada di puncak klasemen sebagai negara dengan pelancong paling bergantung pada alat digital di seluruh dunia.
Oleh karena itu, Mark menyebutkan bawa temuan ini menunjukkan pentingnya alat digital bagi wisatawan sepanjang perjalanan mereka.
"Kami mengidentifikasi, adanya kebutuhan bagi industri perjalanan dan perhotelan global senilai USD7,6 triliun ini, untuk beradaptasi secara terus menerus untuk memberikan layanan yang responsif, relevan dan tepat waktu bagi pelanggan," jelas dia.
Sektor pariwisata Indonesia, tambah Mark, tumbuh 25,68 persen sepanjang tahun ini, melampaui pertumbuhan kawasan Asia Pasifik dan negara berkembang lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News