Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan internasionalisasi yuan juga akan mendorong kinerja eskpor dari Indonesia karena meningkatnya permintaan dari negeri Tirai Bambu tersebut.
"Dengan ketentuan ini (masuknya yuan ke keranjang cadangan devisa IMF), semuanya akan berubah, kebiasaan pengusaha juga akan beralih," ujarnya, seperti dikutip Antara, di Jakarta, Rabu (2/12/2015).
Selama ini, jelas Hariyadi, dalam bertransaksi, para pengusaha Indonesia dan Tiongkok belum menggunakan yuan. Mitra dagang dari Tiongkok lebih memilih menggunakan USD. Selain memperbaiki kinerja perdagangan, peningkatan penggunaan yuan dalam transaksi finansial Indonesia juga akan mengurangi kerentanan gejolak yang ditimbulkan oleh menguatnya USD.
"Portofolio perdagangan kita tidak akan hanya menggunakan USD. Itu baik bagi pasar finansial domestik," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pertimbangan Apindo Sofjan Wanandi menambahkan, pengusaha Indonesia dan Tiongkok akan cepat beralih menggunakan mata uang Tiongkok. Apalagi, antara Indonesia dan Tiongkok sudah terjalin kesepakatan Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA) yang terus diperpanjang secara periodik.
Ia menambahkan, nilai BCSA antara dua negara juga telah ditambah menjadi USD20 miliar dari sebelumnya USD15 miliar. "Sekarang, penggunaan yuan ini perlu terus disosialiasasikan ke pengusaha," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News