Ketua DPD REI Banten Soelaeman Soemawinata? (tengah-kanan) jabat tangan dengan Ketua Tim Penjaringan Ketua Umum DPP REI Adri Istambul Lingga Gayo? (tengah-kiri). (Foto MTVN / Husen Miftahudin)
Ketua DPD REI Banten Soelaeman Soemawinata? (tengah-kanan) jabat tangan dengan Ketua Tim Penjaringan Ketua Umum DPP REI Adri Istambul Lingga Gayo? (tengah-kiri). (Foto MTVN / Husen Miftahudin)

Daftar Jadi REI 1, Eman Usung Atasi Pendanaan Pengembang Daerah

Husen Miftahudin • 27 Agustus 2016 16:33
medcom.id, Jakarta: Ketua DPD Realestat Indonesia (REI) Banten, Soelaeman Soemawinata, akhirnya resmi mendaftarkan diri sebagai kandidat Ketua Umum DPP REI periode 2016-2019. Diantar puluhan pendukungnya dari berbagai daerah, dia menyerahkan berkas persyaratan lengkap kepada Tim Penjaringan Ketua Umum DPP REI yang diketuai Adri Istambul Lingga Gayo pada Jumat, 26 Agustus 2016.
 
Pria yang akrab disapa Eman ini mengaku mendaftarkan diri dalam proses demokrasi pemilihan Ketua Umum REI bukan sekadar untuk  mengejar kekuasaan, tetapi untuk mewakafkan diri mengurus seluruh anggota REI karena dirinya mempunyai keinginan untuk total mengabdi bagi komunitasnya.
 
Sebagai kader REI sejak 1998, Komisaris PT Delta Mega Persada (Alam Sutera Group) itu menegaskan keteguhan dan kesiapan dirinya memimpin sekitar 3.000 perusahaan properti yang bernaung di bawah REI tanpa memandang mereka pengembang besar maupun pengembang kecil.

"Saya berjanji tidak akan membuat perbedaan dan sekat antara pengembang kecil di daerah dan pengembang besar nasional. Keduanya akan diberi porsi perhatian yang sama," ujar Eman dalam keterangan tertulis, Jakarta, Sabtu (27/8/2016).
 
Alumni Fakultas Planologi Institut Teknologi Bandung (ITB) ini memiliki visi untuk membawa REI menjadi organisasi yang lebih berwibawa, bermanfaat untuk anggota serta berperan aktif dalam pembangunan bangsa dan negara. Ditegaskan industri properti merupakan garda terdepan pembangunan nasional sehingga layak diberi perhatian lebih oleh pemerintah.
 
Eman mengaku sudah berkeliling ke 28 daerah di Indonesia dan menemukan adanya gap kebutuhan antara pengembang di daerah dan di Jakarta. Di mana pengembang di setiap daerah hanya berpikir sederhana, bagaimana agar usahanya tumbuh dan tetap berjalan. Oleh karena itu, kalau dipercaya anggota REI pada tahun pertama dia berjanji akan menuntaskan kendala pendanaan pengembang di daerah.
 
"Fokus kerja saya adalah terkait pendanaan pengembang di daerah terutama pengembang RSh. Satu tahun pertama jangan sampai ada pengembang yang kreditnya macet di daerah, saya akan all out untuk masalah ini," tuturnya.
 
Caranya, jelas Eman, yakni dengan mensinergikan bank daerah dengan bank nasional seperti Bank Tabungan Negara (BTN) yang memiliki pengalaman dalam penyaluran kredit di sektor properti. Sebagai asosiasi pengembang yang terbesar dan tertua di Indonesia, Eman sangat yakin REI memiliki posisi tawar untuk mendorong perbankan mendukung pendanaan pengembang-pengembang kecil di daerah.
 
"Saya tidak akan ragu-ragu untuk ikut berjuang membangun komunikasi yang baik antar pengurus REI di setiap daerah dengan kepala cabang perbankan setempat," tegasnya.
 
Jaga persaudaraan
 
Wakil Ketua Tim Penjaringan yang juga Anggota Badan Pertimbangan Organisasi (BPO) REI, Alwi Bagir Mulachela dalam kesempatan itu kembali menegaskan pentingnya untuk tetap menjaga rasa persaudaraan di REI meski setiap tiga tahun sekali ada agenda suksesi pemilihan Ketua Umum REI.
 
"Setelah Munas nanti kembalilah menjadi anggota REI kembali, bersatu kembali. Berpolitik cukup tiga tahun sekali, setelah itu kembali bersatu mengurus bisnis ini," pesan Bagir.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan