Direktur Corporate Banking Bank Muamalat Indra Sugiarto menjelaskan, rasio kecukupan modal perusahaan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) saat ini berada di posisi sekitar 14 persen. Posisi CAR ini dinilai masih aman dan berada di atas batas minimal yang ditetapkan regulator.
"Pertumbuhan (CAR) tergantung, karena kita masih dalam proses penambahan modal. Memang kita juga sekarang sudah ada rencana melakukan penambahan modal, kita sedang jajaki," ujarnya, di Muamalat Tower, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (9/6/2016).
Bahkan, tambahnya, Bank Muamalat membuka peluang masuknya investor baru untuk menambah modal tersebut. Meskipun enggan membeberkan berapa modal yang dibutuhkan, namun penambahan modal diyakini akan mampu meningkatkan kapasitas Bank Muamalat di masa mendatang.
Sejauh ini, 32,74 persen saham Bank Muamalat dimiliki Islamic Development Bank (IDB). Sementara itu, Boubyan Bank memiliki 22 persen, Atwill Holdings Limited 17,91 persen, dan National Bank of Kuwait memiliki 8,45 persen porsi saham di Bank Muamalat.
"Kemudian juga kita lihat ada investor yang tertarik untuk tambah modal, ya kita buka semua opsi untuk penambahan modal. Memang kita perlu menambah modal, apalagi kalau Bank Muamalat mau berkembang," jelas dia.
Tidak hanya itu, Indra menambahkan, Bank Muamalat juga mulai menjajaki penyaluran pembiayaan dengan berbagai organisasi Islam. Bahkan, yang terbaru adalah Bank Muamalat menggelontorkan dana hingga Rp500 miliar bagi Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah.
Dengan penyaluran pembiayaan di sektor tersebut maka diyakini akan menambah dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) Bank Muamalat di tengah melambatnya pembiayaan sektor korporasi akibat perlambatan ekonomi domestik.
"Karena kalau kita lihat di sini juga sesuai dengan target kita untuk meningkatkan CASA kita, ini bagus sekali. Kita punya virtual account, mobile banking, dan lain-lain ini kelihatannya cocok untuk bisnis kami," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News