"Kami berterima kasih ke kapolri atas dukungan penuhnya. Karena temuan harian ini adalah tentunya bahan peledak yang bisa merusak laut. Jumlah terumbu karang kita banyak yang rusak. Yang baik hanya 32 persen," ungkap Sri Mulyani, ditemui dalam acara pengoperasian Terminal Petikemas Kalibaru Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (13/9/2016).
Sri Mulyani menuturkan, memang Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga sangat berat untuk dijaga. Maka dari itu, pemerintah akan mengkoordinasikan dengan kepolisian dan TNI dalam menjaga kehidupan yang ada di laut.
Pada tahun ini, diakui Sri Mulyani, penegak hukum kepolisian sudah melakukan penangkapan sebanyak tiga kali, pihak yang ditangkap datang dari Malaysia. Dari hasil penangkapan selama tiga kali, Sri menyebutkan, ada sebanyak 160 ton amonium nitrat yang digunakan sebagai bahan peledak di laut tersebut.
"Ada baiknya kami akan bicara sama Malaysia kalau sumber-sumbernya dari Malaysia bisa merusak ekosistem kami. Kami mengucapkan terima kasih kepada jajaran penegak hukum. Karena selama ini bisa mejaga," jelas Sri Mulyani.
Dengan banyaknya hasil penangkapan yang merusak terumbu karang, sambung dia, hal itu juga merupakan wajah baru bagi Dirjen Bea Cukai yang berhasil membantu penegak hukum dalam memberantas pihak yang merusak kehidupan di lautan.
"Saya minta jajaran bea cukai untuk meneruskan prestasi atas reputasinya. Dan memperbaiki governance di dalamnya," pungkas Sri Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News