Menteri Perindustrian Saleh Husin (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Menteri Perindustrian Saleh Husin (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Menperin: Energi Dibutuhkan Industri Manufaktur di Luar Jawa

Husen Miftahudin • 05 Mei 2016 13:42
medcom.id, Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan agar sumber daya energi tidak lagi hanya dijadikan komoditas ekspor, melainkan lebih sebagai modal pembangunan nasional. Konsekuensinya, peran energi sebagai penghasil devisa ekspor lambat laun akan semakin dikurangi dan sebaliknya sumber energi digunakan sebagai bahan baku/energi bagi pengembangan industri manufaktur terutama di luar Jawa.
 
"Khususnya bagi industri kimia dasar berbasis migas dan batu bara. Sektor industri manufaktur menghendaki jaminan ketersediaan energi dalam jumlah memadai dan harga yang kompetitif," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin, di Jakarta, Kamis (5/5/2016).
 
Menurut dia, kedepannya energi listrik akan dibutuhkan dalam jumlah besar khususnya dalam pengolahan hasil tambang (nikel, biji besi, bauksit, dan tembaga) yang saat ini sedang dikembangkan di luar Jawa. Demikian pula gas bumi, industri masih membutuhkan pasokan dengan harga yang bersaing untuk bahan baku atau feedstock industri pupuk dan petrokimia serta untuk energi dalam proses produksi.

"Untuk memenuhi kebutuhan gas industri, telah disampaikan usulan harga untuk Jawa Barat dan Jawa Timur sebesar USD7,18 per MMBTU, Sumatera Utara sebesar USD8,9 per MMBTU, dan harga gas untuk industri pupuk di Teluk Bintuni diusulkan maksimal USD5 per MMBTU," paparnya.
 
Saleh mengungkapkan usulan itu telah tertuang dalam surat Menteri Perindustrian Nomor 524 Tanggal 17 November 2015 kepada Menteri ESDM tentang Usulan Harga Gas Bumi sebagai Bahan Baku dan Energi bagi Industri.
 
Terkait dengan pemanfaatan batu bara domestik untuk industri, direncanakan pembangunan industri gasifikasi batu bara dan turunannya di Muara Enim dan Mesuji. Rinciannya, rencana pembangunan industri petrokimia di Muara Enim diperkirakan membutuhkan batu bara sebanyak 4,2 juta ton per tahun dari cadangan batu bara setempat sebesar 438 miliar ton dan akan menyerap tenaga kerja 1.196 orang.
 
Sementara itu, rencana pembangunan industri serupa di Mesuji, Lampung, diperkirakan bakal melahap batubara 10 juta ton per tahun dari cadangan batu bara setempat sebesar 820 juta ton. Serapan tenaga kerja langsung diprediksi 1.513 orang dan 20-30 ribu tenaga kerja tidak langsung.
 
"Industri sangat dituntut perannya untuk melakukan konservasi dan efisiensi energi karena merupakan pengguna energi nasional terbesar sekitar 40 persen. Upaya itu dilakukan melalui program restrukturisasi permesinan industri, penerbitan standar industri hijau, penyusunan standar intensitas energi dan penerapan manajemen energi pada industri yang lahap energi," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan