Pria yang akrab disapa Tom ini mengakui bahwa dirinya telah menetapkan keadaan tertentu terhadap tingginya harga daging sapi menjelang Lebaran. Kondisi khusus ini memungkinkan bagi pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk melakukan importasi daging sapi jenis secondary cut, termasuk jeroan sapi.
"Mungkin ada sebagian sudah masuk karena kan kemarin menjelang hari raya Lebaran saya menetapkan keadaan tertentu. Jadi kondisi khusus, sehingga bisa membuka importasi daging beku dan daging chill (segar)," ujar Tom di kantor Kemendag, Jalan MI Ridwan Rais No 5, Jakarta Pusat, Senin (18/7/2016).
Impor jeroan sapi juga dinilai Tom mampu menurunkan harga daging sapi secara signifikan. Sebab selama puasa dan menjelang Lebaran, harga daging sapi melonjak tajam hingga berada di kisaran Rp120 ribu hingga Rp140 ribu per kilogram (kg).
"Jeroan dan secondary cut itu kan juga penting untuk masyarakat bawah. Itu menjadi bahan baku yang sangat penting untuk bakso, sosis, dan makanan lain yang terjangkau oleh masyarakat bawah," papar dia.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman telah merevisi Permentan Nomor 58 Tahun 2015 tentang larangan impor jeroan sapi. Revisi tersebut membuat pemerintah bebas melakukan impor jeroan demi menekan tingginya harga.
Amran membeberkan, harga jeroan sapi di Indonesia melebihi harga di negara lain. Di Indonesia, harga jeroan sapi sebesar Rp90 ribu per kg, sementara di negara lain hanya Rp13 ribu per kg.
Menurut Amran, harga jeroan sapi idealnya maksimal Rp30 ribuan per kg. Maka itu, dengan dibukanya impor jeroan sapi, diharapkan harganya mampu turun sekira 30 hingga 50 persen
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id