Ilustrasi. MI/Usman Iskandar
Ilustrasi. MI/Usman Iskandar

Jadi Miliarder Menyenangkan?

21 Mei 2015 17:33
medcom.id, Jakarta: Menjadi seorang miliarder memang terlihat menyenangkan. Namun, kenyataannya tidak semenyenangkan seperti yang dibayangkan orang-orang.
 
Ben Mezrich, penulis buku The Social Network, yang bukunya juga difilmkan, mengatakan kehidupan seorang miliarder tidak jauh berbeda dengan kehidupan orang biasa pada umumnya. "Mereka bersedih, memiliki kekasih yang tidak menelpon kembali, dan juga prostat yang membesar, memburuk, dan membunuh," ucap Mezrich.
 
Hanya ada satu perbedaan menonjol yang membuat mereka berbeda dengan orang biasa, yaitu bagaimana seorang miliarder mendidik anak mereka. "Anak-anak yang lahir dan dibesarkan oleh keluarga miliarder sering memiliki banyak masalah, karena mereka memiliki daya juang yang rendah, sedangkan daya juang membuat kita kuat," tulis Mezrich dalam bukunya.

"Memiliki daya juang adalah sebuah kondisi manusia, kunci dari sebuah evolusi, alasan dari manusia beradaptasi. Jika kita tidak memiliki daya juang, kita tidak memiliki keharusan untuk menjadi pintar atau kuat. Kita hanya mengikuti arus," tuturnya.
 
Kolumnis Quorra Philip Remaker mengatakan, asumsi yang merupakan masalah terbesar adalah orang-orang akan menganggap bahwa seorang miliarder akan dengan mudah memanfaatkan kekayaan Anda yang luas untuk mengatasi masalah. "Kekayaan menjadikan seseorang sulit untuk membedakan mana teman yang sebenarnya, dan mana yang hanya untuk memanfaatkan saja," tulis Remaker.
 
Paul Sullivan menulis, dengan memiliki uang yang berlimpah, juga membuat sebuah pernikahan merupakan tantangan besar. "Bagi kebanyakan orang, pernikahan seperti maraton. Anda mungkin beberapa kali merasa ingin menyerah dengan itu tapi tidak bisa, karena bercerai itu mahal," katanya.
 
Tapi tidak dengan orang kaya, karena menurut mereka bercerai merupakan hal yang mudah, sehingga mereka hanya memiliki lebih sedikit motivasi untuk bekerja keras mempertahankan dan memperbaiki hubungan, tulis Sullivan.
 
Mantan Software Engineer Microsoft Gong Chen mengatakan, seorang miliarder akan terus-menerus khawatir akan menjadi korban kriminalitas, seperti penculikan. Mereka khawatir jika seseorang menyadap telepon dan menguping pembicaraan mereka.
 
Bukan juga hal yang mudah menjadi anak dari orang tua super kaya. Putra seorang miliarder, yang ingin identitasnya disembunyikan, mengatakan masalah itu akan dimulai pada masa sekolah ketika siswa yang cemburu karena ayahnya menghasilkan lebih banyak uang dari orang tua mereka.
 
"Apa yang banyak orang tidak mengerti meskipun adalah bahwa meskipun ayah saya menjalani kehidupan yang sangat mewah sekarang (saat ini usianya 60) tidak berarti bahwa dia hidup mewah sepuluh tahun yang lalu. Jadi beberapa anggota keluarga dan bahkan orang lain berpikir bahwa mereka berhak untuk gaya hidup mewah seperti sekarang dibandingkan dulu."
 
Pada catatan yang lebih filosofis, Kolumnis Quorra Saniya Bhutta mengatakan, tidak peduli berapa banyak uang yang seorang miliarder miliki, kematian adalah satu hal yang pasti. Namun, di masa depan, jika ilmu pengetahuan dapat membuat penemuan untuk memperpanjang hidup, seorang miliarder akan jadi yang pertama untuk dapat membayar demi itu. (Anastasia Arvirianty)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WID)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan