Batu akik. MI/Bary Fathahilah
Batu akik. MI/Bary Fathahilah

BPS: Pelaporan Ekspor Batu Akik Bisa Dilakukan dalam 1-2 Bulan ke Depan

Husen Miftahudin • 16 Maret 2015 18:32
medcom.id, Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) mengaku, hingga saat ini ekspor batu akik masih belum tercatat dalam laporan BPS. Pasalnya, nilai ekspor batu akik ke luar negeri belum sebanyak ekspor perhiasan lainnya seperti logam mulia yang kini menjadi primadona ekspor nasional.
 
Kepala BPS Suryamin mengakui hal tersebut. Menurut dia, meski perdagangan batu akik ramai terjadi di dalam negeri, namun tidak demikian halnya dengan perdagangan batu akik di dunia internasional yang masih belum memiliki catatan dan laporan di BPS.
 
"Kita belum meneliti perdagangan ekspor batu akik ke luar negeri. Meskipun perhiasan Indonesia menjadi primadona, namun untuk batu akik sampai saat ini belum," ungkap Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Jalan Dr Sutomo No 6-8, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin (16/3/2013).

Meskipun begitu, dia berharap, jika tren batu akik masih booming di Indonesia, maka dalam 1 hingga 2 bulan mendatang BPS akan merilis catatan dan laporan perdagangan batu akik, baik perdagangan dalam negeri maupun ekspor ke luar negeri.
 
"Mudah-mudahan dengan ramainya (perdagangan) batu akik, kita bisa merilis laporannya dalam 1-2 bulan ke depan. Kalau pasar dalam negeri bisa dilihat, tetapi kita belum meneliti lebih lanjut," papar dia.
 
Terkait ekspor perhiasan, pada Februari 2015 BPS mencatat terjadi penurunan sebesar 29,94 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Dari nilai ekspor sebanyak USD768,5 juta pada Januari 2015 menjadi USD538,4 juta pada Februari 2015.
 
Namun menurut Suryamin, tren penurunan ekspor perhiasan tak akan bertahan lama. Pasalnya, perhiasan Indonesia merupakan unggulan terhadap ekspor nasional. Perhiasan seperti logam mulia dan lainnya masih banyak diminati oleh negara-negara tujuan utama ekspor perhiasan Indonesia.
 
"Emas dan perhiasan kita merupakan unggulan karena kita banyak membuat bros, cincin dan gelang yang banyak diminati negara-negara lain," pungkas Suryamin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WID)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan