“Kami sudah cek ke Kemendag dengan tim dari Kementan sama-sama turun ke lapangan, stoknya cukup, mungkin ini satu minggu ke depan bisa turun normal. sekarang kan sudah mulai turun,” kata Amran di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Dia menjelaskan faktor yang menyebabkan kenaikan harga daging ayam adalah kekurangan pekerja karena banyak yang pulang ke kampong setelah Lebaran. Namun para pekerja ini sudah mulai mengambil bibit di kandang masing-masing sehingga diperkirakan harganya bisa stabil kembali.
“Kami perkirakan sudah mulai stabil, bahkan kami mulai ekspor rencananya kan,” kata dia.
Di beberapa tempat kenaikan daging ayam terjadi seperti di bandung. Hal ini membuat Pedagang daging ayam yang tergabung dalam Persatuan Pedagang Warung dan Pasar Tradisional (Pesat) se-Bandung Raya akan melakukan aksi mogok berjualan terhitung mulai Kamis, 20 Agustus hingga Minggu, 23 Agustus.
Aksi mogok ini dilakukan karena harga daging ayam terus meroket. Saat ini berada di kisaran Rp38 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram (kg).
Ketua Pesat Bandung Raya Yoyo Sutarya menuturkan harga daging ayam mulai merangkak naik sejak dua bulan terakhir. Padahal, sebelum memasuki Lebaran, harga daging ayam normal berada di kisaran harga Rp28 ribu hingga Rp30 ribu per kg. Imbasnya, pedagang ayam dipastikan mengalami kerugian besar.
Yoyo menuding kenaikan harga daging ayam di pasaran disebabkan adanya permainan yang dilakukan oknum pengusaha yang sengaja menimbun persediaan ayam potong. Permainan yang dilakukan oleh oknum pengusaha ini yang menyebabkan persediaan ayam di tingkat bandar saat ini kosong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News