"Cilamaya batal. Batal karena itu ada jaringan minyak, rig, dan jaringan pipa gas," tegas Sofyan, saat ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis (2/4/2015).
Ia menjelaskan, pembangunan pelabuhan itu tak sepenuhnya dibatalkan, melainkan digeser ke daerah timur yang tidak memiliki pipa migas seperti yang ada di Cilamaya. Menurut dia, yang terpenting dalam pembangunan pelabuhan saat ini adalah keselamatan pelayaran dan energi.
"Digeser ke timur. Dulu juga baru diketahui ada ini, sekarang pindah ke timur. Yang penting ada keselamatan pelayaran dan keselamatan energi," ujar Sofyan.
Pembangunan pelabuhan yang digeser ke timur itu, ungkap dia, akan kembali dilakukan kajian ulang. Soal tempat dan segala macam yang berkaitan dengan pelabuhan pergeseran dari Cilamaya, Sofyan memastikan akan melakukan hal dari awal lagi.
"Tapi belum ada studi yang timur itu. Kita harus dari awal lagi," pungkas Sofyan.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Andrinof Chaniago menyebut, mega proyek pembangunan pelabuhan ini dinilai dapat menggilas lahan pertanian produktif di Karawang. Andrinof tak bisa menjamin kapan pengkajian ulang pembangunan Pelabuhan Cilamaya akan selesai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News