"Jakarta sudah banyak menampung jumlah penduduk. Jakarta sudah padat, terutama kemacetan. Kalau ada proyek seperti township yang dibangun Meikarta atau pengembang lainnya maka bisa sebagai alat pendistribusian penduduk," ujar pengamat properti dari Savills Indonesia, Anton Sitorus kepada Metrotvnews.com, Rabu 23 Agustus 2017.
Selain mendistribusikan penduduk ke kota lain, pembangunan township bisa juga meningkatkan ekonomi daerah lainnya. Sebab, akan ada nilai investasi yang besar, sehingga roda ekonomi berjalan cepat.
"Pemerintah setempat dan masyarakat setempat akan merasakan. Jangan terus menerus di Jakarta yang ekonominya sudah bergerak. Daerah lain juga harus bergerak. Karenanya distribusi ekonomi ke tempat lain perlu. Ini proyek township seperti Meikarta baik untuk dijalankan. Jakarta sudah over," papar Anton.
Pembangunan township, tutur dia, sudah terjadi di Tiongkok. Tidak hanya di kota-kota besar, proyek township di negeri Tirai Bambu itu terus direalisasikan dan membangun di daerah terpencil.
"Di Tiongkok banyak yang seperti ini. Di semua kota besar atau kecil, pembangunan properti itu dibangun di mana-mana, masalahnya sudah kebanyakan, kalau di kita belum ada. Jadi, saya bilang tidak kita perlu, karena negara penduduknya banyak. Perlu ada distribusi penduduk, ekonomi juga harus distribusikan juga jangan satu tempat," tukas Anton.
CEO Grup Lippo James Riady menyebutkan investasi dalam membangun kota baru Meikarta sebagian besar akan mengandalkan modal internal. Berdasarkan perhitungan Grup Lippo, pembangunan kota yang berlokasi di jantung ekonomi Indonesia yakni Jakarta-Bandung diprediksi akan merogoh investasi sebesar Rp278 triliun.
"Pendanaan internal Lippo, walaupun kemitraan ke mana-mana," kata James di awal Mei lalu.
James menjelaskan, pendanaan yang cukup besar tersebut memang sudah disiapkan dengan matang oleh perseroan sesuai dalam visi perusahaan konglomerat tersebut harus siap secara keuangan jika ingin membangun suatu hal.
Meski mengandalkan sepenuhnya dari pendanaan internal, Lippo juga akan menggaet beberapa investor Jepang dalam membangun kota tersebut. Beberapa investor yang sudah sepakat bekerja sama dengan membangun kota itu adalah investor Jepang yakni Mitsubishi, Toyota, dan Sanko Soflan.
Ketiga investor tersebut akan mulai membangun beberapa tower pada pembangunan tahap awal. "Ada bagian-bagian tertentu didukung dengan kemitraaan investasi dari partner global di antaranya kelompok Mitsubishi, Toyota, dan Sanko yang akan memulai pada perkembangan awal," jelas dia.
Tak hanya bermitra dengan mitra global, lanjut James, pembangunan kota ini juga didukung oleh kontraktor-kontraktor lokal seperti PT Total Bangun Persada, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT PP Properti Tbk, dan perusahaan konstruksi dalam negeri lainnya.
"Pekerjaan pembangunan dan konstruksi di kawasan ini akan dikelola oleh Lippo sendiri bekerja sama dengan kontraktor nasional," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News