Dirinya menambahkan, efisiensi ini termasuk pada iuran yang harus dibayarkan lembaga jasa keuangan kepada OJK. Jika selama ini industri mengeluhkan mahalnya iuran, maka Wimboh berjanji jika besaran iuran akan disesuaikan dengan target yang ingin dicapai OJK ke depan.
"Tapi itu UU memerintahkan untuk pencapaian visi dan misi, itu perlu berapa? Dana dari mana? Nanti itu termasuk prioritas. Begitu dengan visi misi baru, eksekusi dan strategi beda, perlu uang berapa? Nanti kan kita fokus pada prioritas," ujarnya di Plaza Mandiri, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat 9 Juni 2017.
Dirinya berharap iuran yang dibebankan kepada industri akan lebih murah. Dengan begitu OJK bisa mengalokasikan dana untuk kebijakan-kebijakan yang benar-benar berdampak positif bagi industri jasa keuangan.
"Kegiatan supporting tentu akan lebih terukur. Seminar, dinas luar negeri akan kita lihat kembali supaya terukur. Karena mau enggak mau kita harus melakukan penghematan di segala bidang. Jadi bagaimana kita bisa optimalkan resources sehingga biaya bisa ditekan," jelas dia.
Selain itu, Wimboh mengaku tak hanya fokus melaksanakan tugas pengawsan jasa keuangan. Tetapi dirinya juga akan menyiapkan organisasi, infrastruktur, serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas di lembaga pengawas industri keuangan tersebut.
"Namun tentu kita apresiasi apa yang telah dilakukan OJK selama hampir lima tahun ini. Tentunya, perjalanan lima tahun pendek. Masih diperlukan banyak hal ke depan, sehingga menjadi pondasi yang kuat bagi OJK untuk menjalankan visi dan misi ke depan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News