“Problemnya ada di daya saing. Tapi bukan berarti kita tidak bisa menghasilkan produk berkualitas ekspor. Masalah daya saing ini karena infrastrukturnya belum memadai, padahal infrastruktur kan berpengaruh pada produk-produk yang kita kembangkan,” kata Wayan melalui sambungan telepon, seperti dikutip Selasa (12/8/2014).
Terkait mengenai masalah kualitas, lanjut Wayan, peningkatannya sudah mulai dibenahi oleh pemerintah, karena banyak kementerian lain yang turut membantu. Misalnya mengenai masalah kemasan yang sesuai dengan standar, dan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI).
“Pasar ASEAN itu kan kita (ditargetkan sebagai pasar oleh negara lain), bukan negara lain. Sekitar 40% pasarnya itu Indonesia dan saya tidak khawatir soal itu. Kalau kita cinta produk dalam negeri, maka barang apapun yang masuk dari luar maka tidak akan menjadi masalah,” ujarnya.
Bagi Wayan perubahan pola pikir masyarakat untuk cintai produk dalam negeri harus dilakukan, dan dia mengklaim bahwa pemerintah sudah melakukan upaya-upaya tersebut.
Selain masalah infrastruktur dan perubahan pola pikir masyarakat, hal lain yang perlu diperhatikan adalah sektor permodalan bagi para pengusaha UKM.
“Masalah permodalan juga perlu diperhatikan, karena ketika para pengusaha UKM itu harus memenuhi permintaan pasar ASEAN atau yang lainnya, mereka itu kan perlu modal untuk menghasilkan produk yang dibutuhkan. Itu yang harus ditingkatkan,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News