"KPR Syariah perkembangannya agak stagnan sejalan dengan perkembangan ekonomi yang menurun," ujar Endy Abdurrahman saat usai menyelenggarakan pemotongan dan penyaluran hewan qurban di Kantor Pusat Bank Muamalat, Gedung Arthaloka, Jakarta, Jumat (25/9/2015).
Dirinya menambahkan stagnannya KPR Syariah disebabkan juga karena menurunnya daya beli masyarakat akibat melemahnya perekonomian Indonesia. "Tingkat kemampuan daya beli masyarakat sangat terganggu," ungkap Endy.
Namun dia tetap optimistis masih bisa bersaing dengan KPR bank konvensional. Sebab baik KPR syariah maupun KPR Konvensional memiliki keunggulannya masing-masing.
"Sebetulnya untung rugi produk ini sama baiknya dengan bank konvensional. Dalam beberapa hal kita bisa kompetitif," kata Presiden Direktur Bank Muamalat itu. Di saat KPR syariah menurun, terdapat peningkatan pada saving (menabung) yang sebagian besar berupa deposito. Hal ini karena banyaknya likuiditas ada di pasar.
"Saving naik. Dalam arti kata daya beli masyarakat secara umum, iya (naik). Kalau secara luas, karena uangnya tidak dipakai, untuk berjaga-jaga saja, dengan demikian saving atau likuiditas di pasar naik," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News