Pengamat pertanian Bustanul Arifin mengaku bahwa akan ada kenaikan harga bahan pokok pada saat menjelang puasa nanti. Namun demikian, kenaikan harga tersebut tidak terlalu besar, maksimal hanya 10 persen.
"Dari kondisi seperti itu kalau pun ada kenaikan pada Ramadan analisis saya tidak akan sampai 10 persen. Mudah-mudahan benar prediksi saya," ujar Bustanul, dalam Forum Diskusi Publik: Arah Kebijakan Voucher Pangan', di Restoran Bumbu Desa Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/5/2016).
Bustanul menjelaskan, kenaikan tersebut akibat mundurnya panen bahan pokok. Meski ada beberapa petani yang panen, namun hal tersebut hanyalah panen kecil yang panennya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan beberapa hari.
"Jadi banyak petani yang masih nanam lagi dan akan expect panen berikutnya. Kita sebut gardu kecil, Juli atau mungkin masuk Agustus. Setelah itu bisa dilanjut dengan gardu besar yang panennya pada Oktober," imbuh dia.

Petani sedang beraktifitas memanen padi
Diharapkan kenaikan tersebut tidak terjadi spekulasi dan ekspektasi negatif dari pedagang. Sebab jika ada spekulasi dan ekspektasi negatif yang berlebihan, maka pedagang merasa khawatir terhadap stok sehingga dia menyimpan. Hal itu dinilai akan berakumulasi menjadi kenaikan harga.
"Kedua memang ada beberapa pergerakan harga walaupun tidak dahsyat dan besar, lebih banyak karena ada gangguan distribusi di beberapa tempat. Daerah-daerah yang sulit memenuhi stok akan tersendat, tapi sepanjang kenaikannya dua hingga 10 persen, bagi saya masih oke, tolerable," pungkas Bustanul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News