Seperti dikutip dari The Yomiuri Shimbun, Minggu (10/4/2016), hal ini membalas kehilangan proyek kereta cepat dari Tiongkok pada tahun lalu. Pemerintah Jepang berencana untuk membalas kekalahan tersebut dengan membangun pelabuhan baru ini.
Dua negara tersebut akan memulai proyek tersebut pada 2019 di Patimban yang berjarak 150 km dari timur Jakarta. Patimban berjarak 70 km dari wilayah industri tempat di mana perusahaan alat otomotif Jepang, elektronik dan perusahaan lainnya berlokasi di area besar dari pusat perekonomian Indonesia. Kerja sama ini dimulai pada Februari, ketika Kementerian Perhubungan Indonesia mengunjungi Jepang.
Pembangunan Pelabuhan ini bisa mengatasi beban di Tanjung Priok yang memiliki kapasitas 6,5 juta container per tahunnya dan diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Kemacetan lalu lintas yang kronis di jalan sekitar Pelabuhan dan situasi didalamnya menimbulkan masalah bagi transportasi produk dan spare part.
Pelabuhan baru di Patimban diharapkan akan mampu mengatasi tujuh sampai dengan delapan juta kargo per tahun. Pelabuhan itu juga memiliki dermaga yang besar untuk mengakomodasi sejumlah mobil dan terminal kargo.
Konstruksi dari pembangunan akan disiapkan perusahaan Jepang atau menggunakan skema konsorium oleh berbagai perusahaan Jepang. Proyek ini akan menjadi proyek terbesar dari pembangunan pelabuhan oleh Jepang. Setelah pembangunan usai, pelabuhan akan dilakukan oleh perusahaan patungan yang terdiri dari pihak Jepang dan Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News