Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat mengunjungi desa di Merauke. FOTO: Dokumentasi Kementan
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat mengunjungi desa di Merauke. FOTO: Dokumentasi Kementan

Keluh Kesah Petani soal Harga Gabah Rendah

Ade Hapsari Lestarini • 11 Mei 2015 10:37
medcom.id, Merauke: Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendapat keluhan dari para petani di Merauke, Papua mengenai harga gabah. Para petani ini berkeluh kesah mengenai keterlambatan pendistribusian pupuk dan harga gabah dan beras di tingkat petani yang rendah di Merauke.
 
Mereka mengeluhkan harga gabah dan beras yang di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Petani melaporkan, harga gabah sebesar Rp3.400 per kg dan harga beras petani di tingkat penggilingan sebesar Rp6.700 per kg yang dibeli oleh pedagang, bukan oleh Bulog.
 
"Kami tidak bisa langsung jual gabah dan beras ke Bulog, karena prosedur dan syaratnya yang panjang. Sehingga kami jual pada pedagang di penggilingan dengan harga rendah," keluh petani di Kampung Waminggap Miraf SP 5, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Papua, seperti dikutip dalam siaran pers yang dikeluarkan Kementan, Senin (11/5/2015).

Berdasarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2015 tentang HPP, harga gabah dan beras di tingkat petani yakni masing-masing sebesar Rp3.700 dan Rp7.300, terdapat selisih harga yang cukup besar yang dinikmati oleh para pedagang, apalagi harga beras di perkotaan mencapai Rp11.000 per kg.
 
"Petani yang susah payah kepanasan 100 hari di bawah terik matahari, hanya mendapat keuntungan yang sangat kecil bahkan ada yang merugi. Sedangkan para pedagang yang santai-santai saja keuntungannya jauh lebih besar. Ini tidak adil," geram Amran.
 
Melihat kondisi ini, petani berharap Bulog untuk turun langsung ke petani untuk menyerap gabah dan beras sesuai HPP agar dapat menikmati keuntungan dan meningkatkan pendapatan serta kesejahteraannya.
 
Mentan berjanji akan membantu petani di Merauke, yakni berkoordinasi dengan pihak terkait mengenai harga gabah dan beras tersebut. Kemudian, akan menambah bantuan di Merauke, namun harus dibarengi dengan peningkatan produksi sebesar 20 persen.
 
Dia pun langsung memerintahkan pihak PT Petro Kimia yang hadir agar pupuk tidak boleh terlambat saat dibutuhkan petani. "Apapun bentuk prosesnya di lapangan, saya tidak mau tahu kalau pupuk tidak boleh terlambat," ujar Amran kepada pihak PT Petro Kimia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan