"Sudah ada. Insyaallah hari ini direksinya sudah ada, jajaran komisaris masih minggu depan," katanya ditemui di Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat, 10 Januari 2020.
Erick mengaku tak bisa mempublikasikan nama calon direksi dan komisaris sebelum mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan para pemegang saham. Hal ini akan memengaruhi nilai saham di pasar modal.
"Sabar. Garuda itu Tbk, tentu prosesnya harus lewat Tbk. Nanti saya ngomong dibilang melanggar, padahal mohon maaf kadang kita sebagai pemegang saham ingin pastikan figur yang diberikan adalah figur yang tepat," ungkapnya.
Erick tengah menyapu bersih jajaran direksi BUMN. Penetapan Direktur Utama baru PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk GIAA akan dilakukan pada Januari 2020 dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Setelah menetapkan direksi dan komisaris baru, Garuda akan mencari utang baru sebesar USD900 juta untuk membayar utang yang sudah jatuh tempo pada Juni 2020 sebesar USD500 juta. Sementara sisanya USD400 juta akan digunakan untuk modal kerja.
Selain Garuda, perombakan sebelumnya sudah terjadi di PT Pertamina (Persero), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Inalum (Persero) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News