Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto : Medcom/Ilham Wibowo.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto : Medcom/Ilham Wibowo.

Airlangga Ikut Jejak Ayahnya Jadi Menko Perekonomian

Eko Nordiansyah • 23 Oktober 2019 08:50
Jakarta: Presiden Joko Widodo menunjuk Airlangga Hartarto sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Airlangga mengikuti jejak sang ayah yang juga pernah menjabat posisi menteri koordinator di era Presiden Soeharto dan Presiden BJ Habibie.
 
Ayah Airlangga, Hartarto Sastrosoenarso merupakan Menteri Koordinator bidang Produksi dan Distribusi (Menko Prodis) pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998) dan Menteri Koordinator Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara (Menko Wasbangpan) pada Kabinet Pembangunan VII (1998-1999).
 
Sedangkan Airlangga merupakan mantan menteri di periode pertama Pemerintahan Jokowi katena pada perombakan Kabinet Kerja kedua di Juli 2016, dirinya dipercaya menjadi menteri perindustrian. Dirinya menggantikan jabatan yang sebelumnya diduduki oleh Saleh Husin.

Airlangga juga pernah menjadi anggota DPR dengan menduduki posisi Ketua Komisi VII DPR RI (2006-2009) membidangi energi, lingkungan hidup dan ristek dari Fraksi Partai Golkar, serta Ketua Komisi VI yang membidangi perindustrian, perdagangan, UKMK, Investasi dan BUMN (2009-2014).
 
Adapun karir politik pria kelahiran Surabaya 57 tahun lalu, pernah menjadi Wakil Bendahara dalam Pengurus DPP Partai Golkar periode 2004-2009, Ketua DPP Partai Golkar di kepengurusan periode 2009-2015, sampai dua kali terpilih menjadi anggota DPR untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat V.
 
Di samping itu, Airlangga pernah menjadi Komisaris PT Sorini Corporation Tbk Pandaan, Malang (2004), Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) selama tiga periode sejak 2005 sampai 20014, dan Ketua Dewan Insinyur PII sejak 2009 hingga 2012.
 
Saat memenuhi panggilan Jokowi, Senin, 21 Oktober lalu, Airlangga mengaku membahas sejumlah masalah ekonomi. Meski enggan membocorkan kementerian yang bakal dipimpinnya, Airlangga banyak bicara soal tantangan-tangan di perekonomian nasional.
 
Airlangga dan Jokowi berbicara tentang upaya pengurangan defisit neraca perdagangan, pengembangan kawasan ekonomi, dan pengembangan produk nasional. Presiden berharap hal itu bisa mengurangi defisit neraca perdagangan.
 
"Tentu salah satunya dari berbagai produk yang bisa menurunkan impor non-migas, salah satu yang terkait dengan impor non-migas tentunya terkait dengan substitusi impor dari barang itu sendiri," jelas Airlangga.
 
Mantan Menteri Perindustrian itu juga membahas tentang peningkatan efisiensi dan produksi migas. Airlangga juga membahas implementasi biofuel dan pengembangan kawasan industri tekstil.
 
"Kita juga ingin mendorong sukses industri misalnya di kawasan Morowali dengan investasi. Kawasan seperti Morowali itu yang akan direplikasi," kata dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan