medcom.id, Jakarta: Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengaku, investor Tiongkok dan Jepang banyak yang yang bertanya soal progres pembangunan Pelabuhan Cilamaya, Karawang. Pasalnya, pelabuhan tersebut dinilai sebagai infrastruktur penunjang untuk menurunkan biaya distribusi, sehingga jika terwujud, maka investor bakal tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
"Memang disinggung terkait Cilamaya, tapi ini tidak menjadi syarat (mereka untuk berinvestasi)," ujar Franky, dalam konferensi pers di kantornya, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (1/4/2015).
Ia mengungkapkan, pihaknya pun tak bisa menjawab secara pasti terkait pertanyaan para investor terhadap pembangunan Pelabuhan Cilamaya. Pasalnya, hingga kini pembangunan pelabuhan tersebut pun masih dalam kajian kementerian dan lembaga terkait.
"Posisi kita sedang menunggu pengkajian. Ada masalah 150 hektare sawah di sana, ada pipa gas, dan Pertamina. Tiga faktor ini kan sedang dikaji," ujar dia.
Pertanyaan para investor Tiongkok dan Jepang yang dilontarkan pada saat kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut, kini menjadi dorongan pemerintah untuk segera menyelesaikan pembangunan Pelabuhan Cilamaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)