"Kami akan tetap buka (kantor cabang). Karena kami buka bukan karena ada Freeport, tetapi karena kami ingin membangun Indonesia Timur sesuai arahan pemerintah," kata Wakil Direktur MTF Albertus Henditrianto di Hotel All Season, Jakarta Pusat, Rabu 8 Maret 2017.
Baca: BI: Kisruh Freeport Turunkan Pertumbuhan Ekonomi Papua
Direktur Utama MTF Ignatius Susatyo Wijoyo menambahkan, potensi yang dimiliki Papua untuk memperluas pembiayaan cukup besar. Apalagi anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini juga didukung oleh induk usaha yang telah sebelumnya menjalankan bisnis di Papua.
Dirinya menjelaskan, saat ini banyak nasabah di Indonesia timur yang mengambil kredit mobil di tempat lain. Padahal untuk wilayah Kupang, Jayapura, dan Sorong penjualan kendaraan roda empat ini bisa mencapai 200 hingga 300 unit per bulan.
Baca: Perbankan di Papua Setop Salurkan Kredit ke Karyawan Freeport
"Nasabah ini punya kebutuhan, kalau mau kredit ngapain keluar. Dari Mandiri Grup bisa bayar kredit langsung dipotong tabungannya," jelas dia.
Selain itu, MTF menilai berbagai program pemerintah akan mendukung peningkatan penjualan kendaraan bermotor. Terutama dengan berlakunya BBM satu harga serta pembangunan infrastruktur yang sedang ditingkatkan.
"Harga BBM akan disamakan di Papua, ini jadi potensi besar untuk tumbuh. Orang yang belum kepikiran beli, akan dimudahkan untuk beli mobil. Di samping itu, kompetisi di sana belum terlalu ketat. Ini jadi kesempatan besar buat MTF," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
