Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengaku menerima banyak aduan dari masyarakat terkait melambungnya harga masker. Harga yang naik hingga 100 persen ini membuat stok masker di toko-toko semakin langka.
"Ini sebuah tindakan yang tidak bermoral, karena bentuk eksploitatif terhadap hak-hak konsumen, mengambil untung secara berlebihan disaat terjadinya musibah," kata Tulus dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 7 Februari 2020.
Selain aparat, YLKI juga meminta KPPU untuk mengusut kasus tersebut. Tulus mengindikasikan adanya tindakan mengambil keuntungan berlebihan (exesive margin) yang dilakukan oleh pelaku usaha atau distributor tertentu.
"Menurut UU tentang Persaingan Usaha Tidak Sehat, tindakan exesive margin oleh pelaku usaha adalah hal yang dilarang," ujarnya.
Sebelumnya, masker Merk Sensi dijual hingga Rp150 ribu. Padahal harga tersebut hanya Rp20 ribu per boks sebelum merebaknya virus korona.
Sementara itu, masker N 95 yang biasanya dijual Rp250 ribu per boks, kini sudah dibanderol harga Rp1,5 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News